DI SEBUAH PEMBARINGAN RAGA YANG TAK BERPENGHALANG.
TIBA-TIBA MUNCUL BALA TENTARA KESUNYIAN TANPA DIUNDANG.
IA DATANG MENYELINAP KE PENJURU SUKMA DENGAN SANGAT KENCANG.
PADAHAL SEMUA PINTU TELAH KU TUTUP TANPA ADA SEDIKITPUN CELAH DAN RUANG.
TAPI DENGAN GAGAH BERANI NYA IA MENDOBRAK PINTU-PINTU SANUBARI DENGAN BERENTANG.
MENYELINAP DIAM-DIAM DARI PINTU BELAKANG.
KALA ITU, AKU SEDANG BERPESTA DENGAN RIANG YANG TERBENTANG.
TANPA ADA PERTANDA, IA LANGSUNG MENIKAM KU DENGAN BUMERANG.
AKU PUN SONTAK TERBELINTANG DI DALAM CANANG.
MENGERANG KESAKITAN ULAH TUJAMAN SUNYI YANG MEMBANGKANG.
AKU PUN MEMBERONSANG, KAU PECUNDANG !.
UJAR KU PADA SUNYI YANG MENGGEMILANG.
LALU, IA PUN TERTAWA GIRANG SETELAH BERHASIL MEMELUK SINGGASANA KU DENGAN GAMPANG.
IA RENGGUT PESTA KU SERAYA MEMBUBARKAN RAMI DI SEKITAR KUMANDANG.
HHH. IA PUN Â MENJADI KIAN MENGEKANG DIRI TANPA ADA KEINGINAN UNTUK SEGERA HENGKANG.
HINGGA WAKTU KU TERBUANG DI DALAM PENJARA SUNYI YANG MENJELANG.
KINI, TAK ADA LAGI RAMI YANG BERTANDANG APALAGI TAMU YANG KERAP LALU LALANG.
ULAH SUNYI YANG ENGKAU KIRIMKAN SERDADU NYA KE PANGKUAN KU YANG LAPANG.
KASIH, JIKA INGIN MU BELUM TERLELANG PADA KUMBANG LAIN NAN MENGGEMINTANG.
MASIH ADAKAH TEMPAT MERAJUT BENANG MERAH UNTUK MEWUJUDKAN CINTA YANG TAK PERNAH LEKANG ?.
Febri TrifandaÂ
Timpeh, Dharmasraya
02 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H