Mohon tunggu...
Febri Trifanda
Febri Trifanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lux in tenebris

Sitou timou tumou tou

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mahasiswa untuk Revolusi

30 Januari 2022   18:52 Diperbarui: 30 Januari 2022   19:01 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Febri Trifanda/dokpri

Mahasiswa untuk revolusi

Sejenak kakiku bertaut arah dalam langkah ingin mengabdi.
Perlahan-lahan aku coba keluar dari kenyamanan ini.
Ingin ku belai mulut-mulut penguasa yang kerap kali mengintervensi.
Akan ku jajaki perih bersama rakyat untuk meleburkan kekuasaan yang semena-mena terhadap negeri ini.

Hiba ku pada rakyat yang di bodohi.
Hiba ku pada segelintir HAK yang digerogoti.
Hanya demi kerakusan kepentingan, rakyat dijadikan tumbal dalam jeruji.
Hanya demi keuntungan sepihak, HAK untuk hidup pun tidak punya nyawa di negara ini.

Suara oposisi tak kunjung ku dengari.
Oknum-oknum berkeliaran dengan gagah berani.
Kekuasaan semakin dalam mempermainkan kemanusiaan di bangsa ini.
Semakin dalam mencederai demokrasi, semakin sering pula rakyat di intimidasi.

Kapankah kekejaman ini akan berhenti.
Bukan kah negara ini adalah sebuah obyek untuk melindungi.
Tapi mengapa malah kapitalis imperialis yang terjadi.
Hanya demi memperkaya materi engkau rela menjajah di negeri sendiri.

Duhai bumi Pertiwi.! Tunjukkan aku dimana letak manusia yang punya nurani.
Tunjukkan aku dimana lagi manusia yang berani menjadi pihak oposisi.?
Jika tidak ada, sadarkan lah mereka agar tidak menjadi individualis yang non manusiawi.
Cukup sudah lah aku melihat rakyat diperbudak di tanah kelahirannya sendiri.

Aku juga sudah rindu mendengar kan kata-kata lawan untuk penguasa dari sang akademisi.
Aku juga Sudah rindu sekali ingin melihat orang-orang yang bersatu padu menjadi musuh bagi penguasa, memperjuangkan kebenaran dan hak-hak asasi.
Tidak perlu terlalu lama menunggu instruksi organisasi.
Tidak usah menanti  perintah terlalu lama dari lembaga, cukuplah Bergerak dengan berbekalkan hati nurani.

Tidak perlu jadi hebat untuk menghadapi polemik ini.
Tidak perlu pintar dan berintelektual tinggi.
Cukuplah jadi manusia , kau akan tau berjuang itu bukan untuk dirimu sendiri.
Sebab rakyat telah menanti racikan tangan mu untuk sebuah revolusi.

Febri Trifanda||Bukittinggi
Sabtu, 15-Desember-2018
00 : 28 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun