Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Photo 3D dengan Google Cardboard yang Memukau

23 Januari 2016   06:02 Diperbarui: 25 Januari 2016   08:42 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="seorang gadis memakai google cardboard"][/caption]

Ada berita menarik bagi penggemar gadget, mulai tahun ini 2016 ada trend baru yang nampaknya bakal booming beberapa tahun ke depan yakni teknologi VR atau Virtual Reality alias realitas maya.

Apa itu realitas maya? Realitas maya itu tampak seperti nyata padahal bohongan. Untuk jelasnya kita ikuti cerita penerapan realitas maya dalam dunia arsitektur. Seorang arsitek, katakanlah bernama Badu, ingin menjual rancangan rumah kepada kliennya. Tapi bagaimana klien awam dapat memahami dengan baik rancangan arsitektur pak Badu? Bila klien tadi disodori gambar-gambar blue print dapat dipastikan dia bukannya paham tetapi malah tambah pusing. Untuk memecahkan kebuntuan komunikasi antara klien dan sang arsitek, pak Badu dapat memanfaatkan teknologi VR.

"Bapak ingin lihat-lihat rumah rancangan saya? Baiklah pakai kacamata ini". Klien tadi pun memakai headset yang berbentuk seperti kacamata penyelam. Headset adalah penampil gambar yang dipasang pada mata pemakai.

Luar biasa... setelah klien memakai headset di matanya... ia melihat seakan-akan rumah yang sebenarnya lengkap dengan taman dan aneka bunga terlihat di depan matanya. Ketika ia menengok ke kiri maka terlihat bagian kiri dari rumah, ketika menengok ke kanan tampak pula bagian kanan dari rumah. Ketika ia menengadahkan kepalanya ke atas ia melihat atap rumah dan ketika ia menundukkan kepalanya tampak lantai dari beranda rumah.

Apa yang dirasakan oleh klien? Ia seakan-akan ada di depan rumah hasil rancangan arsitek (realitas), padahal ia bukan berada di depan rumah tetapi di kantor biro arsitek (maya) dengan mata terpasang headset. Selain melihat dari luar, klien bisa berjalan memasuki rumah. Melihat sofa dan meja yang ada di ruang tamu. Terlihat dengan jelas rancangan yang apik dari interior yang ada di dalam rumah tersebut. Semua ruang ditelitinya, ruang tidur, ruang keluarga, ruang makan. "keren, saya mau yang ini, berapa saya harus membayar rancangannya?" kata klien berminat dengan rancangan sang arsitek.

Teknologi VR bukan hanya untuk arsitek. Kita bisa memanfaatkan teknologi VR untuk apa saja, tergantung dari kreatifitas kita. Main game dengan teknologi VR tentu sangat menarik, misalnya game perang. Pemain akan merasa benar-benar ada di medan perang.

Kini banyak perusahaan saling berlomba memproduksi headset VR. Misalya Oculus dengan Oculus Rift dan Samsung dengan VR Gear. Kalau nanti benda-benda tersebut di pasarkan di Indonesia, harganya mungkin di atas 10 juta. Apa yang ditampilkan oleh headset sebenarnya adalah animasi 3D interaktif. Headset dilengkapi dengan sensor gerak untuk mendeteksi gerak geleng (kiri-kanan) dan gerakan angguk (atas-bawah). Animasi 3D tersebut bersesuaian dengan gerakan angguk dan geleng dari kepala pemakai. Dengan cara ini, ketika pemakai mengelengkan kepala ia merasakan sedang menengok kiri dan kanan.

Kalau kita merasa headset Oculus Rift terlalu mahal. jangan kuatir. Insinyur google telah merancang headset murah. Kita bisa menyulap smartphone kita menjadi headset dengan menggunakan kertas karton, karena itu headset ini disebut google cardboard (=karton). SmartPhone yang cocok untuk ini adalah yang ukuran layarnya sekitar 6 inch. Selain SmartPhone 6 inch, diperlukan dua buah lensa (kaca pembesar) yang panjang fokusnya 4,5cm. Karton digunakan untuk meletakkan smartphone dan lensa. Cobalah googling, kini di Indonesia sudah sangat banyak orang menjual google cardbord hanya dengan uang 30 ribu saja (belum termasuk ongkos kirim tentunya!)

Wow, dengan uang 30 ribu saja kita sudah bisa punya sebuah head set (asal kita punya smart phone 6 inch). Lupakan dulu Oculus Rift yang mahal itu, gunakanlah google cardboard. Dengan cara demikian teknologi VR akan segera booming dan menyebar ke masyarakat? Mari kita saksikan bersama apa yang akan terjadi beberapa tahun ke depan. Pesan saya kalau anda sudah memiliki google cardboard gunakanlah untuk melihat hal-hal yang berguna, jangan digunakan untuk melihat yang tidak-tidak!!!!

Cara kerja Google Card board

Cara google cardboard menampilkan citra 3D adalah demikian: Layar smartphone dibagi menjadi dua gambar: gambar sebelah kiri dan gambar sebelah kanan. Gambar sebelah kiri untuk mata kiri dan gambar sebelah kanan untuk mata kanan. Dengan demikian akan tampil gambar dengan citra 3D. Melihat gambarnya tidak secara langsung melainkan dengan bantuan kaca pembesar selayaknya kita memeriksa benda-benda ukuran kecil menggunakan kaca pembesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun