Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menghitung Jarak Bulan Saat Gerhana Matahari Total

8 Maret 2016   11:28 Diperbarui: 10 Maret 2016   17:55 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Corona terlihat saat gerhana matahari total"][/caption]Kata astronom bulan itu jauh banget !!. Tapi apakah benar demikian? Menurut anak balita bulan itu dekat. Pendapat anak kecil tentang bulan itu dekat diabadikan dalam lagu karangan A.T Mahmud yang berjudul: "Ambilkan bulan, bu!" Anak A.T Mahmud, sewaktu kecil pernah merengek pada ayahnya minta diambilkan bulan. Anak kecil itu mengira bulan itu dekat, sedekat buah mangga tergantung di pohon yang bisa diambil dengan sebatang bambu. Kejadian itulah yang menginspirasi A.T Mahmud untuk mencipta lagu tersebut.

Oke, katanya jarak bulan itu jauh tapi apa buktinya? Bagaimana cara mengukur jarak bulan? Apa yang anda akan lakukan bila disuruh mengukur jarak bulan? Seandainya saya disuruh mengukur jarak bulan, saya akan tumpuk sampah kantong plastik kresek sampai tinggi sekali, sampai menggapai bulan. Saya gunakan sampah kantong plastik, kita kan penghasil sampah kantong plastik paling top di seluruh dunia. Kalau dengan tumpukan sampah kantong plastik, belum mencapai bulan, maka akan saya tambahkan dengan sampah alat peraga kampanye pilkada, niscaya akan menggapai bulan!

Ternyata ide saya mengukur jarak bulan dengan tumpukan sampah kantong kresek, tenyata terlalu "canggih" menurut seorang astronom. Sebab ketika peristiwa gerhana matahari total (GMT) astronom dapat mengukur jarak bulan hanya dengan selembar karton, jarum dan kaleng coca-cola! Astronom dapat mengukur jarak bulan dengan alat-alat yang sederhana saat gerhana matahari total. Karena itu bersama artikel ini saya mengajak pelajar SMA untuk mengukur jarak bulan pada waktu gerhana matahari total tanggal 9 Maret 2016 yang akan datang.

Orang yang tercatat pertama kali mengukur jarak bulan saat GMT adalah seorang ilmuwan Yunani Hipparchus 190 SM. Hebat, ternyata orang sudah pandai menghitung jarak bulan lebih dari 2200 (dua ribu dua ratus) tahun yang lalu!. Mari kita cermati bagaimana Hipparchus menghitung jarak bulan.

Menurut ilmu pengetahuan modern jarak bulan rata-rata 60,27 kali jari-jari bumi. Kalau seseorang melakukan ibadah Umroh dan melakukan perjalanan bolak-balik Jakarta-Mekkah, maka jaraknya kira-kira 3 kali jari-jari bumi. Jarak bulan kurang lebih sejauh 20 kali perjalanan Umroh. Jari-jari bumi 6370 km, maka jarak bulan 6370x60,27 = 380.000 km (tiga ratus delapan puluh ribu km).

Pada jaman Hipparchus terjadi gerhana matahari total di kota Alexandria (sekarang dekat Cairo, Mesir), sedangkan di kota Hellespont di sebelah utara Alexandria terjadi gerhana matahari sebagian dengan separasi-bulan matahari 1/5 piringan bulan. Hellespont adalah sebuah kota di Turki. Ini artinya paralaks bulan adalah 1/5 piringan bulan. Dalam hal ini paralaks matahari dianggap nol karena matahari adalah benda yang amat jauh.

Orang Yunani pada jaman itu tahu bahwa matahari adalah benda yang amat jauh karena mereka mengamati saat bulan separuh separasi bulan-matahari 90°. Kalau matahari dekat, tentunya separasi bulan akan kurang dari 90°.

Uniknya piringan matahari dan piringan bulan kalau dilihat di bumi besarnya kurang lebih terlihat sama. Sehingga ketika terjadi gerhana matahari total, bulan tepat menutup matahari. Besar piringan matahari dan piringan bulan kira-kira sama sebesar 0,5° atau sebesar 0,00873 radian. Dengan pengetahuan tersebut Hipparchus dapat menghitung besarnya separasi bulan-matahari pada kota Hellespont. Separasi bulan-matahari 1/5 piringan sebesar:

separasi = α = 0,5°/5 = 0,1° = 0,00873 radian/5 = 0,00175 radian

Apa yang terjadi di Alexadria (gerhana total) dan Hellespont (gerhana sebagian) ribuan tahun yang lalu, persis sama dengan Palembang (gerhana total) dan Banda Aceh (gerhana sebagian) tanggal 9 Maret 2016. Hal itu terjadi karena adanya beda lihat (paralaks) bulan. Dengan adanya fenomena paralaks ini dapat disimpulkan jarak bulan tidak terlalu jauh. Seandainya jarak bulan sangat jauh, pastinya GMT dapat disaksikan di seluruh dunia yang mengalami siang hari. Dari besarnya paralaks kita dapat menentukan jarak bulan.

Mari kita menghitung jarak bulan seperti yang dilakukan oleh Hipparchus dengan mengganti Alexandria - Hellespont dengan Palembang - Banda Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun