[caption caption="Bulan Sabit"][/caption]
Masyarakat kebanyakan menganggap jatuhnya hari raya Idul fitri sama dengan apa yang tercantum di kalender. Padahal jatuhnya bulan baru kalender Hijriah tergantung dari penampakan hilal. Itulah sebabnya diadakan sidang Isbat untuk menentukan bulan baru (1 Ramadhan, 1 Syawal, 1 Dulhijah). Menentukan jatuhnya tanggal satu adalah sebagai berikut: Pada tanggal 29, selepas magrib amatilah hilal. Kalau ternyata hilal (bulan sabit muda) dapat dilihat, besok tanggal satu dan lamanya bulan 29 hari. Bila hilal tidak bisa dilihat, tanggal satu adalah lusa dan lamanya bulan digenapkan 30 hari.
Menurut kalender Lebaran akan jatuh pada jum'at 17 juli 2015. Namun tanggal pastinya harus menunggu hasil sidang isbat nanti malam. Boleh jadi Lebaran bukan besok, tapi lusa Sabtu 18 juli 2015. Idealnya kalender itu 99% akurat, artinya apa yang tercantum pada kalender seia-sekata dengan pengamatan (rukyat) hilal. Tapi yang namanya perhitungan bisa saja meleset walaupun amat jarang terjadi. Jatuhnya Lebaran yang tidak sama dengan kalender pernah terjadi, saya lupa tahun berapa. Hal tersebut, sangat tidak nyaman. Masyarakat sudah gembira, merasa genaplah sudah menjalankan ibadah puasa.
Ternyata kegembiraan itu harus ditunda 1 hari lagi. Yang lebih menyedihkan, kaum ibu sudah masak habis-habisan opor ayam, ketupat, kue-kue dan lain-lain untuk merayakan Lebaran, ternyata Lebarannya lusa. Jadinya harus masak-memasak 2 kali. Kalau tidak mau repot masak 2 kali, masakannya harus dipanaskan agar tidak basi esok lusa, tentu masakan tersebut kurang enak dibanding disajikan segar. Jadi sangat diharapkan jatuhnya Lebaran sesuai dengan apa yang tertera di kalender.
Hari ini tanggal 16 Juli 2015 atau bertepatan dengan tanggal 29 Ramadhan 1436. Karena itu, hari ini, selepas magrib akan diadakan pengamatan hilal, kemudian hasil pengamatan hilal ini dilaporkan sebagai pertimbangan dalam sidang Isbat nanti malam. Dari perhitungan astronomi diramalkan nanti malam hilal akan sulit dilihat, jadi Lebaran mempunyai potensi ditunda 1 hari menjadi Sabtu 18 Juli 2015 atau lamanya puasa menjadi 30 hari. Di bawah ini adalah gambar posisi bulan dan matahari malam nanti hasil screen shoot dari software planetarium.
[caption caption="posisi bulan sunset 16 juli 2015"]
Berdasarkan gambar di atas, kalau anda kebetulan tinggal di tepi pantai dan dapat melihat matahari terbenam (sunset) dan anda punya teropong, anda boleh ikut mengamati hilal. Posisi bulan (hilal) sedikit disebelah kiri matahari kira-kira 4,8 ° derajat(10 kali piringan bulan).
[caption caption="posisi bulan"]
Mengapa dikatakan hilal malam ini akan sulit dilihat? Agar hilal mudah dilihat ternyata harus mempunyai jarak bulan-matahari atau elongasi yang cukup besar. Katanya hilal dapat dilihat bila elongasinya (jaraknya) minimal 6,4°. Makin besar elongasi hilal makin tebal. Hasil perhitungan Astronomi: nanti malam elongasi alias jarak bulan-matahari sekira 5,9° padahal jarak minimal agar bisa terlihat 6,4°. Jadi hilal masih terlalu tipis! Hilal akan susah dilihat.
Supaya anda terbayang bagaimana tipisnya hilal pada elongasi minimum 6,4 °dibawah ini gambarnya:
[caption caption="hilal elongasi 6,4"]