Saya meragukan baterai Naufal Raziq yang mengunakan larutan asam getah pohon kedondong ini adalah baterai praktis. Sekalipun dikabarkan ini adalah baterai praktis buktinya dapat menerangi sampai puluhan rumah! Saya heran bagaimana baterai pohon kedondong ini dapat mencegah efek polarisasi yang merugikan itu (tegangan baterai drop gegara muncul gas hidrogen). Kecuali memang ternyata getah pohon kedondong adalah getah ajaib yang sudah mengandung agen depolarisasi secara alami. Kalau memang benar getah pohon kedondong adalah getah ajaib, sudah seharusnya baterai pohon kedondong ini kita patenkan dan baterai ini kita namakan Naufal Raziq Cell (2017) untuk menghomati penemunya.
Terlepas pembangkit listrik "pohon kedondong" ini memang sumber tegangan listrik yang praktis atau bukan, kita harus memberi apresiasi kepada Naufal Raziq sebagai anak yang berbakat menjadi ilmuwan. Kalau kita bina dengan baik anak-anak seperti ini akan menjadi aset bangsa di kemudian hari.
Saya hanya lelah karena kita yang telalu sering melontarkan perkataan basa-basi (perbaba). Perkataan basa-basi itu misalnya: Kita telah mampu produksi mobil sendiri dengan merk esemka, ternyata kemudian diketahui itu adalah mobil buatan China. Perbaba yang lain misalnya: Ia harus dihukum karena menodai agama, ternyata itu cuma akal-akalan untuk memenangkan pilkada. Semoga listrik pohon kedondong ini bukan berbaba!
Akhir kata, salam sirik dan nyinyir!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H