Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Jokowi]Kami Pelaut Pemberani

18 Desember 2015   00:37 Diperbarui: 18 Desember 2015   00:47 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kapal Phinisi"][/caption]

Kami Pelaut Phinisi yang Pemberani, pak Jokowi Nahkoda kami
Kami berani menempuh luasnya samudra keputusasaan
untuk mencapai pelabuhan cita-cita
Kami duduk-duduk dengan nyaman
pak Jokowi lurus memegang kemudi
Kami tahu siapa Nahkoda kami dan angin baik ada di pihak kami
Angin baik mendorong layar, kapal kami maju membelah samudra.

Kami pelaut pemberani, tak ada yang dapat menghalangi kami.
Badai jahat dapat menghalangi kami, katamu?
Hai, badai Jahat ini dada kami, mana dadamu?
Bila kau mendatangi kami, kami akan gulung layar
Sebab kami tahu badai pasti berlalu.

Kami pelaut pemberani, tak ada yang dapat menghalangi kami
Ombak mengulung dapat menenggelamkan kami, katamu?
Hai, ombak jahat ini dada kami, mana dadamu?
Kalau ombak pecah, hingga air memenuhi kapal
Ditangan kami telah tersedia ember untuk buang air ke laut
Kamu tak mampu menenggelamkan kami bukan?

Kami pelaut pemberani, tak ada yang dapat menghalangi kami
Kami hendak berlayar ke barat, angin jahat menghempaskan kami ke timur, katamu?
Hai angin jahat, ini dada kami, mana dadamu?
Kami akan datang menghadapimu atas nama kebenaran
Sekalipun kamu hendak menghempaskan kami ke timur
Kami tetap berlayar ke barat.
Kami akan menari-nari menghadapimu
Kami berlayar, miring kekiri, miring kekanan
Engkau hendak menggulingkan kami kekiri, kami pergi ke tepi kanan kapal
Engkau hendak mengulingkan kami ke kanan, kami pergi ke tepi kiri kapal
Kami hendak ke barat, kamu tak mampu menghempaskan kami ketimur bukan?

Kami rela melakukan itu, karena Nahkoda lurus memegang kemudi.
Mengikuti petunjuk bintang-bintang di langit, mengikuti arah jarum kompas dan peta
Wahai nahkoda, ingatlah bintang-bintang itu, peta dan kompas
Arahkan haluan ke tujuan!
Supaya kami selamat sampai di pelabuhan cita-cita!

Tapi tunggu dulu, bukankah kita pelaut pemberani?
Mengapa kita bersikap seolah-olah pelaut pecundang?
Kita sibuk dengan urusan kita masing-masing?
Ayo singsingkan lengan baju!
Sekali layar berkembang, surut kita berpantang!
Arungi samudra keputusasaan!
Nanti akan nampak cahaya suar, pelabuhan cita-cita!

Sumber gambar: http://boatbuildingindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun