Ia sekali-kali tidak akan dilahirkan dari rahim seorang ibu....
Mereka dilahirkan dari sejuta hati yang suci......
Mereka dilahirkan dari sejuta orang yang terjaga di tengah malam nan sunyi....
Mereka dilahirkan dari sejuta orang yang mendengar suara nan lembut di tengah keheningan hati...
Suara yang menuntun ke jalan kebenaran.....
Sejuta orang itu akan bergelar SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU!!!
Saya tidak tahu cara lain untuk membentuk karakter Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu selain mengamalkan mukadimah Zabur nabi Daud. Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu itu sangat religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Tuhan (Sinisihan Wahyu)
Mukadimah Zabur menyarankan agar kita merenungkan Torat (hukum/firman Tuhan) siang dan malam agar apa saja yang kita perbuat berhasil.
Pesan ini sangat penting, sehingga tercantum pada mukadimah. Biasanya yang dicantumkan pada mukadimah adalah pesan yang amat-sangat-penting-banget, misalnya mukadimah Al Qur'an adalah Al Fatihah. Karenanya umat Islam selalu membaca Al Fatihah setiap hari, bukan? Hal tersebut disebabkan ada pesan amat-sangat-penting-banget dalam Al Fatihah.
Banyak orang menyangka merenungkan itu adalah membaca. Ternyata itu tidak benar. Merenungkan itu artinya bermeditasi atau bersemedi mencari kesaktian. Dalam bermeditasi kita membaca kitab suci, merenungkan maknanya dan kemudian berusaha mengamalkannya setiap hari. Untuk mencapai tingkat spiritual Pinandito, orang tersebut perlu secara disiplin melakukan meditasi setiap hari. Dengan demikian sang Pinandito menjadi sakti tak mempan dengan berbagai godaan keduniawian yang menimpa dirinya.
Menurut saya, melakukan meditasi setiap hari inilah satu-satunya metode untuk mencapai tingkat spritual Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Sangat murah, tak perlu biaya. Tak perlu buat website. Cukup kita membuka kitab suci masing-masing. Memang diperlukan pengorbanan yang besar, harus dilakukan rutin setiap hari. Tak ada makan siang gratis!!