Emosi merupakan perasaan yang timbul akibat adanya peristiwa yang sedang dialami oleh seseorang. Dalam pengertian lain, emosi diartikan sebagai suatu reaksi yang terjadi secara subjektif yang di hubungkan dengan perubahan fisiologis dan tingkah laku seseorang. Manusia pastilah pernah mengalami yang namanya emosi, baik itu emosi positif maupun emosi negatif.
Emosi positif diartikan sebagai emosi yang tidak diungkapkan seseorang dengan marah-marah. Emosi ini dituangkan dalam perasaan yang senang dan simpati terhadap apa yang dialami seseorang, dimana seseorang ini mendapatkan respon yang sesuai dengan yang diinginkan. Contoh dari emosi positif ini adalah saat seseorang tersenyum ketika kemauannya terpenuhi.
Emosi negatif tentunya kebalikan dari emosi negatif. Emosi negatif biasanya dituangkan seseorang dalam bentuk marah-marah ataupun kebingungan. Misalnya seseorang anak tidak menyukai ayam goreng, tetapi sang ibu memasakkan anak tersebut ayam goreng. Sang anak pasti akan marah dan tidak mau makan. Emosi negatif ini terjadi karena stimulus yang diterima oleh seseorang tidak mendapatkan respon yang sesuai dengan keinginannya.
Jadi, emosi itu bukan hanya marah-marah,memukul orang, membuang benda-benda disekitarnya dan lain-lain, namun ada juga emosi yang positif. Nah sekarang saya akan menyinggung sedikit tentang emosi-emosi yang terjadi pada bayi yang harus dipahami oleh para orang tua, khususnya ibu.
Biasanya ketika seorang bayi menangis, sang ibu khususya ibu muda atau ibu baru akan kebingungan menenangkan si kecil. Perlu diketahui tangisan-tangisan bayi memiliki arti tersendiri. Tangisan bayi yang sedang lapar dan sedang kesakitan akan berbeda terdengar, dan ini biasanya sedikit orang tua yang mengetahuinya.
Pertama yaitu tangisan bayi saat lapar. Biasanya tangisan bayi saat lapar akan beritme. Sikecil juga akan mengeluarkan rintihan-rintihan diawal tangisannya. Tangisan sikecil akan mengeluarkan ritme seperti “ngea..ngea…ngea…” tangisan yang dikeluarkan sikecil akan teratur. Namun biasanya tangisan yang beritme ini juga terkadang dikeluarkan bayi saat tidak nyaman dengan sesuatu, seperti popoknya sudah penuh.
Kedua yaitu tangisan bayi saat marah. Ketika sikecil marah, dia akan menangis dengan ritme yang berfariasi, tidak lagi beraturan. Namun di awal tangisannya juga akan mengeluarkan rintihan-rintihan seperti halnya tangisan saat sikecil lapar. Terkadang juga tangisan bayi saat marah disertai dengan cegukan disela-sela tangisannya. Semakin sikecil marah, tangisannya akan semakin memiliki ritme yang bervariasi, sikecil juga biasanya akan memaksakan banyak udara dari pita suaranya.
Ketiga tangisan saat anak merasakan sakit. Berbeda dengan tangisan saat sikecil lapar dan marah, tangisan saat sikecil merasakan sakit biasanya akan tiba-tiba, tidak ada rintihan diawal tangisannya. Tangisan yang dikeluarkan sikecil akan tiba-tiba dan ritme tangisannya tidak beraturan lagi, dan juga biasanya sikecil akan menahan nafas ditengah-tengah tangisannya.
Yang terakhir yaitu tangisan saat anak frustasi. Bayi juga akan merasakan frustasi ketika keinginannya sudah tidak dipenuhi lagi. Tangisan frustasi ini terjadi pada bayi biasanya ketika sikecil tidak merasa tidak ada yang menanggapi kemauaanya. Tangisan yang dikeluarkan sikecil saat frustasi ini biasanya secara tiba-tiba juga, dan terkadang memiliki ritme tangisan langsung. Jadi sama halnya dengan tangisan bayi saat kesakitan, sang bayi akan langsung mengeluarkan suara tangisan sekencang-kencangnya.
Nah itu dia tipe-tipe tangisan pada bayi, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Mohon komentar masukan jika ditulisan saya terdapat kesalahan teori, syukron.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H