Pada suatu waktu, di sebuah kota kecil bernama Lampung, terdapat sebelas sahabat yang akrab sejak mereka pertama kali menjadi dosen di Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Mereka adalah Sabar, Rizky, Ayat, Syaukani, Ilham, Aldi, Alfi, Iwan, Paundra, Stevy, dan Adun. Mereka tinggal bersama di sebuah rumah kos sederhana yang bernama TIMBER, Â namun penuh kebersamaan, canda tawa, dan impian besar.
Kebersamaan yang Tak Terlupakan
Setiap hari, mereka berbagi cerita, bercanda, dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan sebagai dosen muda. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, baik itu dalam mengerjakan penelitian, mengajar, atau sekadar bersantai di rumah kos mereka. Kebersamaan ini membuat mereka merasa seperti keluarga, dan rumah kos mereka menjadi tempat yang penuh kenangan manis.
Namun, kehidupan terus berjalan, dan takdir membawa mereka ke jalan yang berbeda.
Perpisahan yang Penuh Harapan
Pada tahun 2023, Iwan mendapatkan tawaran pekerjaan yang menggiurkan di Pertamina Hulu Rokan, Riau. Meski berat hati, ia memutuskan untuk menerima tawaran tersebut demi masa depan yang lebih baik. Iwan berpamitan dengan sahabat-sahabatnya, meninggalkan rumah kos dengan air mata yang mengalir. Namun, ia berjanji akan selalu mengingat kebersamaan mereka dan berusaha untuk tetap menjaga komunikasi.
Tahun 2024 membawa lebih banyak perubahan. Adun diterima menjadi dosen di Universitas Jambi (UNJA), disusul oleh Aldi yang juga diterima sebagai dosen di UNJA di Program Studi Teknik Kimia pada bulan Agustus. Kepergian mereka meninggalkan kekosongan yang besar di rumah kos, namun sahabat-sahabat mereka yang tersisa tetap memberikan dukungan penuh dan mendoakan kesuksesan mereka.
Di tahun yang sama, Ayat mendapatkan kesempatan emas untuk melanjutkan studi doktoral di Australia. Ini adalah impian besar yang akhirnya tercapai, namun berarti ia harus meninggalkan sahabat-sahabatnya di ITERA. Dengan berat hati, Ayat berpamitan dan berangkat ke negeri kangguru, membawa serta harapan dan doa dari sahabat-sahabatnya.
Perjalanan yang Berbeda, Impian yang Sama
Sementara itu, Sabar, Syaukani, Rizky, Ilham, Stevy, Paundra, dan Alfi tetap bertahan di ITERA. Mereka bertekad untuk mencapai gelar profesor di bidang masing-masing, meneruskan perjuangan mereka sebagai dosen yang berdedikasi. Meskipun mereka harus menghadapi kenyataan bahwa beberapa sahabat mereka sudah tidak lagi bersama, semangat dan kebersamaan mereka tidak pernah pudar.