[caption id="attachment_262712" align="aligncenter" width="498" caption="penerangan pada malam hari menggunakan solar cell (dok.pribadi)"]
Pada malam hari, para nelayan dapat bercengkrama dengan para petugas Pamtas di bawah penerangan listrik  tenaga surya (solar cell). Mereka tampak akrab sambil sesekali menerima panggilan telepon genggam dari sanak keluarganya, karena dari Pulau ini sinyal telepon dapat diakses dari Kota Sabang. Para nelayan ini sama sekali tidak menampakan kekhawatiran atas perahu-perahu mereka yang terpaksa harus ditambatkan agak jauh dari bibir pantai, lantaran perahu-perahu itu tak bisa ditarik ke darat karena terhalang karang dan batu gunung.
Masalah utama di Pulau ini adalah tidak adanya sumber air tawar. Selain harus dipasok dari Sabang, mereka juga memanfaatkan air hujan yang ditampung di dalam wadah terpal. Jika pasokan terhambat dan tidak ada hujan, maka pengalaman tidak mandi selama beberapa minggu menjadi hal yang lumrah. Kalaupun terpaksa, mereka merasa cukup dengan mandi di laut saja.
Karenanya barangkali terasa mendesak pula untuk segera membangun dermaga kecil di bibir pantai Pulau Rondo, untuk memudahkan distribusi bahan pangan dan air tawar ke Pulau ini. Sekaligus untuk menambah daya tarik wisatawan yang ingin menikmati keindahan salah satu Pulau Terluar NKRI ini. Â [Bersambung...]
Bang Oke -Kontrobutor www.batasnegeri.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H