[caption id="attachment_318784" align="aligncenter" width="620" caption="Seribu bendera merah putih dikibarkan dalam kegiatan yang bertajuk â��Seribu Cita Satu Indonesia di Pantai Depok, Bantul, Yogyakartaâ. Aksi ini digelar oleh para pemuda dari berbagai latar belakang di Yogyakarta pada Sabut (17/8/2013). (Foto: NTARA)"][/caption]
Seminggu lagi bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke akan merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-69. Berbagai persiapan telah dilaksanakan untuk menyambut 17 Agustus. Bahkan di beberapa daerah sudah mengisinya dengan kegiatan olah raga berupa pertandingan sepak bola dan volley antar-desa/kelurahan. Anak-anak sekolah dasar dan menengah melengkapinya dengan lomba pementasan kesenian, baik kesenian daerah maupun kontemporer. Pemuda-pemuda pencinta alam dan grup motor mungkin sudah punya agenda sendiri, entah melakukan touring ke daerah tertentu atau upacara bendera di puncak gunung.
Tahun lalu pada perayaan HUT RI ke-68, banyak kegiatan unik yang menarik perhatian media massa. Sebagai contoh, pengibaran seribu bendera merah putih di Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta dalam kegiatan yang bertajuk “Seribu Cita Satu Indonesia”. Aksi ini digelar oleh pemuda dari berbagai latar belakang di Yogyakarta. DiMamuju, Sulawesi Barat masyarakat nelayan setempat merayakan upacara bendera di tengah perairan yang menjadi ‘ladang’ tempat mereka mencari nafkah. Sementara di Jakarta, selain upacara resmi di Istana Negara, para penyelam profesional yang berseragam merah-putih mengibarkan bendera Merah Putih di bawah laut Ancol, Jakarta Utara. http://www.batasnegeri.com/foto-foto-unik-hut-ke-68-kemerdekaan-ri-2/
Semua kegiatan itu, baik adanya yang menunjukkan bahwa anak bangsa ini dengan caranya masing-masing mau mengekspresikan kegembiraan mereka pada HUT ke-69 RI. Mereka tidak ingin hari bersejarah itu terlewatkan begitu saja tanpa kesan istimewa.
[caption id="attachment_318785" align="aligncenter" width="444" caption="Panorama di Raja Ampat (medanbisnisdaily.com)"]
Di Papua Barat, perayaan 17 Agustus tahun ini akan lebih berwarna dengan kehadiran para tamu asing yang menjadi peserta Sail Raja Ampat. Kegiatan itu akan dirangkai dengan festival kebudayaan pada keesokan harinya di Waisai, Papua Barat. Panitia ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa negeri kita tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan kebhinekaan budaya dan adat istiadat. Uniknya, kendati budaya kita berbeda-beda namun kita bisa hidup berdampingan satu sama lain. Perbedaan yang menyatukan, bukan memisahkan.
Kita berharap, perayaan 17 Agustus tahun ini lebih banyak lagi kegiatan kreatif lainnya yang dapat ditunjukkan oleh putera-puteri Indonesia di berbagai daerah. Lebih-lebih saudara-saudara kita yang tinggal di daerah pedalaman, di wilayah perbatasan dan di pulau-pulau terluar Indonesia. Mungkin saja banyak dari mereka belum sepenuhnya tersentuh kemajuan pembangunan, terlupakan oleh pemberitaan media massa, tetapi hati dan jiwa mereka tetap Merah Putih. Semoga [*]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H