Berhembus angin sore ini disertai
hujan yang disertai deru halilintar
saling menyambar di langit yang kelabu
Gusar mencercah hatiku untuk melumpuh
Sayu pandanganku melemah menatap
mendung yang memecah angkasa
Mataku menatap nanap tingkap
sisanggasana-Nya.
Cakrawala seolah layar lebar tayangan
perjalanan hidup yang t'lah lama
berselang seolah diulang untuk kukenang
dan kusesal.
Potongan tayangan langkah-langkahku
yang curang menjauhi altar-Nya.
Sepenggal adegan muncul tentang
tanganku yang angkuh merampas
yang bukan milikku.
Dalam buramnya malam pikiranku
terpampang telanjang seperti tidak
sadar dan malu memikirkan berbagai
kejahatan dan dendam.
Beralih slide lain terungkap adegan
wajahku dengan mulut mengumpat
mencaci dibubuhi benci yang mengiri
Memaki dan menyumpah mati.
Aahh...kupalingkan wajahku dari layar
lebar kehidupan suram itu. Merindingku membayangkan bagaimana nanti saat
ku t'lah mati.
Masihkah ditawarkan padaku jamuan
ampunan dalam kasih setia-Nya?
Sediakah Dia menerima sesal yang
terajut kusut di batin ini?
Di sayup-sayup perkabungan itu
kudengar bisik-Nya yang lembut
mejamah hatiku, "Hiduplah dalam
Firman-Ku. Hiduplah di antara iman
dan harapan. Di sela ayat-ayat
Firman-Ku agar kau senantiasa terlindung."
Seiring kemudian kulihat lagi langit
di sana yang mulai mencerah.
Kulihat di sana... ada Cinta-Nya.
wassallam