Mohon tunggu...
ATANASIUS JERVI
ATANASIUS JERVI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwa INSTITUT PARIWISATA TRISAKTI

Mahasiswa Institut Pariwisata Trisakti || Sebagai penerima Beasiswa KIP Kuliah Angkatan 2022 || Jurusan S1 Pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Daya Tarik Budaya mempengaruhi motivasi masyarakat Desa Madobang dalam mengembangkan pariwisata

26 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 26 Januari 2025   10:16 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SIKERI sumber: https://getlost.id/wp-content/uploads/2021/06/mentawai_738222073.jpg

Desa Madobang merupakan salah satu desa yang banyak dikunjungi oleh wisatawan karena budaya dan adat istiadat suku mentawai yang masih sangat kental di tempat tersebut. Desa Madobag memiliki luas wilayah sekitar 15.690 km dan Desa ini dihuni oleh sekitar 2.755 jiwa (Deki Zulhitra, 2014:1). Desa Madobag memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata budaya, yang didorong oleh kekayaan tradisi Suku Mentawai yang masih dijaga dan dipertahankan dengan baik oleh masyarakat setempat. Potensi budaya ini mencakup berbagai aspek seperti ritual adat, sistem kepercayaan Sabulungan, seni tato tradisional, serta gaya hidup yang sangat bergantung pada alam. Bagi masyarakat Desa Madobag, kebudayaan bukan hanya sekadar warisan leluhur, tetapi juga aset penting dalam memajukan sektor pariwisata. Wisatawan yang berkunjung dapat melihat dan merasakan kehidupan tradisional yang otentik, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. Potensi ini dapat menjadi sumber pendapatan sekaligus alat untuk melestarikan identitas budaya lokal di tengah arus modernisasi.

berikut adalah daya Tarik budaya suku Mentawai di desa madobag:
1. Tato Tradisional Mentawai
Tato Mentawai adalah salah satu tradisi tertua di dunia dan menjadi simbol identitas suku. Proses pembuatan tato menggunakan alat tradisional seperti jarum dari duri pohon dan tinta alami dari arang atau getah tanaman. Tato ini memiliki makna mendalam, seperti menunjukkan status sosial, perlindungan spiritual, atau hubungan dengan alam. Keunikan pola dan filosofi di balik tato ini menarik banyak peneliti, seniman, dan wisatawan budaya.

2. Arat Sabulungan (Kepercayaan Tradisional)
Kepercayaan Arat Sabulungan yang menggabungkan animisme dan dinamisme menjadi daya tarik budaya yang sangat unik. Ritual-ritual adat seperti E'ERUK PULAGGAJAT, upacara penyembuhan, atau pemberian sesaji kepada roh alam menunjukkan hubungan harmonis masyarakat Mentawai dengan alam. Upacara ini sering melibatkan Sikerei (dukun adat) yang menjadi simbol penting dalam kehidupan spiritual masyarakat.

3. Rumah Tradisional Uma
Uma adalah rumah adat suku Mentawai yang berbentuk rumah panggung besar, berfungsi sebagai tempat tinggal bersama sekaligus pusat kegiatan sosial dan ritual. Arsitektur Uma yang unik mencerminkan kearifan lokal masyarakat Mentawai dalam memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Selain itu, Uma juga menjadi tempat untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan ajaran leluhur.

4 Tradisi Sikerei (Tabib Adat)
Sikerei adalah tokoh penting dalam budaya Mentawai, berperan sebagai tabib adat, pemimpin spiritual, dan pelindung tradisi. Mereka menggunakan ramuan alami dan melakukan ritual khusus untuk menyembuhkan penyakit atau menjaga keseimbangan dengan roh-roh alam. Keahlian dan ritual Sikerei menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mempelajari tradisi pengobatan dan spiritualitas lokal.

5. Tarian dan Musik Tradisional
Tarian dan musik tradisional Mentawai sering kali menjadi bagian dari upacara adat. Mereka menggunakan alat musik tradisional seperti gajeuma (gong), tambul (gendang), dan kecapi. Gerakan tari yang dinamis dan kostum khas dari daun-daunan atau bulu hewan mencerminkan kedekatan mereka dengan alam dan roh-roh leluhur.

6. Kuliner Tradisional
Kuliner Mentawai berbasis pada hasil alam, seperti sagu, keladi, dan ikan. Salah satu makanan khasnya adalah sagu leppet, yaitu sagu yang dibungkus daun dan dipanggang. Proses memasak secara tradisional dan penggunaan bahan-bahan organik menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mencicipi makanan khas lokal.

7. Cara Hidup yang Harmonis dengan Alam
Masyarakat Mentawai terkenal dengan cara hidup yang selaras dengan alam. Mereka memanfaatkan hutan sebagai sumber kehidupan tanpa merusak ekosistem, dengan berburu, bercocok tanam, dan memanfaatkan tumbuhan untuk kebutuhan sehari-hari. Gaya hidup ini menarik perhatian wisatawan yang ingin belajar tentang keberlanjutan dan hubungan harmonis dengan lingkungan.

 Motivasi masyarakat untuk mengembangkan wisata budaya di Desa Madobag tidak hanya berbasis pada keuntungan ekonomi, tetapi juga mencerminkan komitmen mereka untuk melestarikan kebudayaan Mentawai agar tetap relevan. Meningkatnya jumlah wisatawan yang tertarik dengan budaya lokal menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mempromosikan kekayaan budaya sebagai sarana untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Melalui wisata budaya, masyarakat dapat menjaga tradisi mereka agar tetap hidup, sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitas. Selain itu, keterlibatan masyarakat lokal dalam sektor pariwisata juga semakin memperkuat proses pelestarian budaya. Mereka terlibat sebagai pemandu wisata, penyelenggara acara adat, hingga promotor budaya lokal di berbagai platform. Interaksi dengan wisatawan memotivasi mereka untuk lebih menghargai dan mempelajari warisan leluhur, sekaligus berperan dalam memperkuat ekonomi lokal melalui pariwisata. Dengan banyaknya wisatawan yang tertarik pada kehidupan tradisional dan upacara adat, masyarakat Desa Madobag semakin sadar akan potensi besar yang dapat dikembangkan dari sektor pariwisata, sehingga mereka semakin termotivasi untuk mengelola potensi ini secara optimal.

ATANASIUS JERVI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun