Mohon tunggu...
Saatul Ihsan
Saatul Ihsan Mohon Tunggu... -

Nama :Saatul Ihsan\r\nAsal : Praya, Lombok, NTB.\r\nHobi :Menulis tentang teknologi. komputer/Informasi, Security.\r\nSaat ini sedang menempuh pendidikan program pasca sarjana di Universitas Brawijaya, Malang.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Stop Mendidik Sambil Membajak

19 Juli 2011   10:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mendidik atau dunia pendidikan memang sangat lah mulia dimata seorang pendidik maupun dimata seseorang yang di didik. Bagaimana tidak di golongkan mulia! karena hampir semua agama yang ada di dunia ini menganjurkan dan bahkan mewajibkan untuk belajar dan mengajar. Namun kadang kala kemuliaan itu akan ternodai dengan beberapa sebab dan akibat yang tidak lain di sebabkan antara dua lingkaran pendidik dan peserta didik. Kalau tidak murid yang bandel, maka guru nya yang akan bandel. Dua hal ini memang sangat rentan terjadi dan bahkan mungkin anda sering mendengar adanya guru yang bandel walaupun siswa/mahasiswa nya tidak bandel.
Terlepas dari guru, murid yang bandel. Disini saya akan mencoba mengungkap beberapa fakta yang ada di lapangan.
Lapangan disini yang di maksudkan adalah kejadian nyata yang ada di lingkungan pendidikan Indonesia.
Sesuai dengan topik yang ada di atas “stop mendidik sambil membajak” maka dengan ini saya sebagai penulis memfokuskan "stop mendidik sambil membajak" ini pada dunia pendidikan yang khusus nya mempelajari tentang komputer, tapi tidak menutup kemungkinan nantinya kita bisa nyerempet ke masalah yang lain.
"stop mendidik sambil membajak” kata-kata ini akan sangat erat kaitanya dengan dunia komputer, yang mana para pengajar nya masih menerapakan mendidik sambil membajak. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan software dan bahkan penggunaan sistem operasi bajakan hasil dari menggandakan dari teman atau beli di emperan toko dan sudah jelas ini tanpa lisensi. Jika hal ini di bawa ke ranah hukum, maka akan terjerat dengan pelanggaran hak cipta yang dendanya nauuzubillah saya seorang mahasiswa tidak mampu untuk membayarnya.
Namun permasalahan nya adalah bukan mampu atau tidak nya membayar. Akan tetapi ini adalah masalah hati dan perkara halal dan haram, karena tidak ubahnya pembajak adalah pencuri.
Jika membajak adalah modal anda dalam mendidik! lalu bagaimana nasib bangsa ini yang di didik dengan mental pembajakan dan bagaimana prestasi dari peserta didik yang di ajarkan dengan program-program tanpa lisensi. Kalau ditilik dari sudut pandang agama, maka pantaskah kita akan bertanya " Barokah kah pendidikan itu ?".
Nah disinilah perlunya nilai moral secara kemanusiaan ataupun nilai moral secara agama.
Karena bagaimanapun juga seorang pendidik hendak nya memberikan contoh yang baik terhadap peserta didik nya bukan ?. Jangan sampai murid kencing berdiri dan guru kencing berlari. Tidak etis jika hal ini terjadi di kalangan pendidikan indonesia yang nota bene SDM nya masih kurang dari standard. Walapun anda menutup mata atas hal ini. Pastilah anda mengetahuinya, karena ini sudah menjadi rahasia umum, dimana dari bangku taman kanak-kanak sampai bangku perkuliahan masih saja menerapkan mendidik sambil membajak.
Dan yang lebih memalukan lagi  beberapa Universitas masih dengan terang dan gamblang menggunakan program tanpa lisensi.
Tapi apalah daya tangan tak sampai, tidak cukup hanya dengan tulisan yang sangat keras dan pedas ini akan membuat saya dan kita sadar akan arti sebuah pendidikan tanpa harus membajak. Dan memang ini sudah menjadi mental yang saklek dari bangsa kita yang sangat sulit di rubah.
Para guru
Para dosen
Silakan gunakan hati jika anda mengajaar
Jangan gunakan egoisme anda yang tinggi
Turunkan ego dalam mengajar
Katakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah
Lisensi yang bayar tetaplah harus di bayar
Jangan ambil jalan pintas untuk membohongi peserta didik anda dengan menggunakan program tanpa lisensi
Carilah solusi Open Source dengan lisensi GPL ibu/bapa guru/dosen yang terhormat dan yang kami hormati
Tapi jika tetap saja mendidik sambil membajak. Saya sebagai mahasiswa/siswa anda merasa sedih karena telah diajarkan membajak.


Guruku adalah cahaya ku
Dosen ku adalah penerrang ku
Kau ku hargai
Kau ku banggakan
Kau ku cintai
Kau ku hormati
Terima kasih banyak dosen ku
Terima kasih banyak guru ku
Kalian dalam hati ku selalu*
Bintang penerang
Purnama jurang di kesunyian malam ****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun