2. Latar tempat:
- Gang Haji Sani, sang penulis menuliskannya secara langsung pada kalimat "saat kami berpapasan di depan Gang Haji Sani”.
- Ruang kelas, terbukti pada kalimat "Saat ku longok kelasnya”
- Rumah Yusuf, terbukti pada kalimat "melihat Meda tanpa angin dan hujan datang sepagi itu ke rumahku."
3. Latar Sosial:
- Khawatir, karena Yusuf banyak sekali bertanya tentang Meda kepada temannya. Terbukti dalam kalimat "“Des, apa Meda punya musuh di kampus?”" dan beberapa pertanyaan lain.
D. Sudut Pandang:
Sudut pandang dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. Dicerita ini Yusuf adalah orang pertama karena ia menggunakan kata 'aku' untuk posisinya. Ia menjadi pelaku sampingan karena fokus cerita tertuju pada Meda. Contohnya pada kalimat "Tidak lebih dari seminggu, ia pasti menemuiku. Kadang membuat janji secara langsung, kadang hanya menitipkan salam lewat temannya”
E. Alur
Alur cerita dalam cerpen ini adalah maju-mundur, karena isi dari cerpen ini adalah penyelesaian terhadap masalah kisah cinta Meda. Kalimat "Rupanya Tomi itu kekasih pertama Meda. Sudah dua tahun mereka menjalin hubungan. Perkenalan mereka singkat dan tidak sengaja. Waktu itu Meda mendapati Tomi dalam keadaan terkapar di pinggir jalan setelah terserempet mobil. Tomi terlihat mabuk berat. Dalam jarak dekat, sekujur badannya pun bau minuman keras.
Karena kasihan, Meda membawanya ke klinik terdekat. Sejak saat itu Meda dianggap sebagai Juru selamat. Dan dari situlah hubungan mereka dimulai. Hingga akhirnya Meda menerima Tomi menjadi pacarnya, lantaran kegigihannya untuk berubah. Anehnya, setiap hubungan mereka merenggang, Tomi selalu bilang “kamu mau aku kembali lagi menjadi penjahat dan mabuk-mabukan?”. Mungkin cintanya yang begitu dalam, membuat laki-laki pemabuk itu selalu mengancam. Bukankah untuk mempertahankan sesuatu tidak harus dengan cara mengancam?" menunjukan alur mundur dimana Meda menjelaskan masa lalu awal bertemunya dia dengan kekasihnya.