Mohon tunggu...
John L
John L Mohon Tunggu... -

Demi Kemuliaan Martabat Manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Air Mata Menjadi Mata Air

11 Desember 2018   05:25 Diperbarui: 11 Desember 2018   05:40 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bila ratapan Anda menjadi sumber air, pertanda bahwa air mata itu bukan kecengengan infantil, melainkan pantulan kekuatan batin dari kedalaman penghayatan bahwa gagal bukan bencana, melainkan anugerah. Gagal bukan momok, melainkan mosaik.

Mereka yang sukses dalam hidup adalah orang-orang yang telah melewati masa-masa terpahit dalam hidup. Mereka adalah orang-orang yang telah berulang kali menghapus air matanya.

Kegagalan bukan untuk diratapi, melainkan kesempatan untuk mencari di mana letak kekuatan Anda dan bagaimana kegagalan bisa menjadi momentum untuk membawa perbaikan.

Kegagalan memang menyakitkan dan membuat orang meneteskan air mata tanpa henti, tetapi penyembuhannya akan membawa kesuksesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun