"Belajarlah sampai ke negeri China", demikian pepatah yang sering digaungkan oleh guru-guruku sewaktu sekolah dasar. Waktu itu aku pikir itu hanyalah sekedar pepatah, tidak berarti apa-apa. Namun, setelah puluhan tahun kemudian, aku sadar, bahwa pepatah itu tidak berbohong.
Lihat saja dalam perengkingan universitas dari berbagai versi, sejumlah universitas dari negeri tirai bambu, mampu masuk dalam jajaran elit World Class University (WCU). Ambil contoh, Universitas Hongkong (UH).
Dalam perengkingan versi Times Higher Education, UH menduduki peringkat 1 di Asia, dan nomor 21 di dunia. Quacquarelli Symonds World University Rankings menempatkan UH sebagai yang terbaik di Asia, dan duduk 23 sedunia. Webometric sendiri menempatkan UH di nomor 2 Asia, setelah Universitas Tokyo, dan peringkat 78 di dunia.
Ada yang menarik yang terjadi di UH awal pekan ini. Sembilan universitas terbaik di China dan ditambah dengan Universitas Hongkong (C9+1), mengadakan pertemuan di Universitas Hongkong. Pertemuan tersebut di beri tema "Inaugural Symposium of ‘C9+1' Universities in China: ‘Re-envisioning Undergraduate Education'." Dua isu besar dalam dunia pendidikan tinggi di China dibicarakan, yaitu:
Pertama, peninjauan kembali kurikulum sarjana (undergraduate). Tema ini akan menimbulkan pertanyaan terhadap: a) arah pendidikan; dan b) Apa yang telah dilakukan oleh tiap universitas dalam usaha mereka keluar dari cara-cara tradisional.
Kedua, startegi untuk meningkatkan aspek proses belajar-mengajar, seperti penilaian, evaluasi, inovasi pedagogik, ragam pembelajaran, dan proses evalusi dan monitoring terhadap proses belajar mahasiswa.
Hmmm...dengan cara lama saja mereka sudah mampu bertengger di tingkat elit WCU, apalagi setelah mereka mampu melakukan "Re-envisioning Undergraduate Education" ya? Akan semakin tertinggal saja kita Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H