Di rubrik Kilasan Kawat Sedunia, Kamis (24/11/2022), Wartawan Kompas berinisial DNE menulis tentang pengangkatan bangkai kapal kuno, di perairan Pulau Hengsha, China.
DNE yang mengutip kantor berita nasional China juga menyebut bangkai kapal itu berasal dari era Dinasti Qing. "...kapal itu berasal dari Dinasti Qing (1644-1912)", tulis DNE.
Lebih tepatnya, dari zaman Kaisar Tongzhi (1862-1875). Demikian disebut situs Xinhuanet. Di era Dinasti Qing, ada sejumlah kaisar yang berkuasa.
Kalau Kompas mencatat Dinasti Qing berkuasa mulai 1644 hingga 1912, sejumlah media merekam tahun yang berbeda. Seperti situs Chinadaily (21/11/2022), yang menggunakan tahun 1644-1911. Begitu juga situs China Global Television Network (2/11/2022), yang berbasis di Beijing, menggunakan tahun yang sama dengan Chinadaily.
Situs Britannica (diakses Sabtu, 26/11/2022), "mencari jalan tengah", dengan menyebut 2 tahun yang berbeda itu, "... the last of the imperial dynasties of China, spanning the years 1644 to 1911/12".
Dugaan saya, perbedaan penentuan masa akhir Dinasti Qing itu berasal dari sudut sejarah yang berbeda. Tahun 1911 digunakan karena tahun itu ditulis sebagai tahun keberhasilan Revolusi China.
"In October of 1911, a group of revolutionaries in southern China led a successful revolt against the Qing Dynasty...", ungkap situs pemerintah AS. Setahun kemudian, 1912, Republik China berdiri.
Sedangkan tahun 1912, dipakai selain karena berdirinya Republik China, kaisar terakhir Dinasti Qing turun tahta di tahun tersebut.
"On February 12, 1912, Hsian-T'ung, the last emperor of China, is forced to abdicate following Sun Yat-sen's republican revolution", tulis situs History (diakses, 24/11/2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H