Wartawan Kompas BM Lukita Grahadyarini menulis berita berjudul, "Menggatang Target Udang", Jumat (11/11).
Di paragraf 4, Lukita menyebut nama penyakit udang. "Merebaknya penyakit sindrom kematian dini (EMS) dan acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) selama beberapa tahun masih belum optimal teratasi", tulisnya.
Terbaca, Lukita menulis 2 nama penyakit udang, yakni EMS dan AHPND. EMS sendiri adalah Early Mortality Syndrome.
Berbeda dengan Lukita, dalam Disertasi Loc Huu Tran, saat menyelesaikan studinya di Universitas Arizona, tahun 2013, menyebut EMS dan AHPND adalah sama.
Judul disertasi Tran, "Determination, Characterization, and Control Measures of the Agent Causing Early Mortality Syndrome (EMS) also known as Acute Hepatopancreatic Necrosis Syndrome (AHPNS) in Farmed Penaeid Shrimp".
"This disease was first named as Early Mortality Syndrome (EMS) or more descriptively as Acute Hepatopancreatic Necrosis Syndrome (AHPNS)", ungkap Tran.
Nama EMS, lanjut Tran, digunakan karena awalnya belum diketahui agen penyebabnya. Di kemudian hari, agen tersebut diidentifikasi sebagai strain unik dari Vibrio parahaemolyticus.
"Since the causative agent has been identified, we propose a new name for EMS as Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND)", tandas Tran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H