Mohon tunggu...
Saaludin As
Saaludin As Mohon Tunggu... -

penulis biasa yang gerah kerap menyaksikan ketidakadilan di sekeliling kita.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Apakah Isu ISIS Penyeimbang Isu Gaza-Israel?

6 Agustus 2014   04:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Isu ISIS akhirnya benar-benar sukses mengalihkan sedikit perhatian kita terhadap bombardir Israel terhadap Gaza. Pemerintah akhirnya juga mengeluarkan 'fatwa' larangan organisasi itu di Indonesia. Seorang Edward Snowden, mantan pegawai Badan Keamanan Amerika (NSA) telah merilis laporan yang menyebut ISIS atau Islamic State of Iraq and Syiria adalah bentukan intelijen AS, Inggris dan Israel. Tujuannya menghimpun kalangan Islam ekstrim. Jadi tegas bukan bentukan umat Islam Rahmatan Lil Alamin.

Adanya tindakan teror ISIS terhadap kaum Nasrani di Iraq dan Syiria itu juga sukses menyulut rasa solidaritas kaum Nasrani di Indonesia. Ini dilakukan setidaknya dengan cara memasang gambar "Nun" di DP media-media sosial mereka seperti facebook, BBM, twitter, dll.

Apakah benar isu ISIS ini terkesan memang sengaja dibesar-besarkan oleh media di Indonesia? Tujuannya untuk mengalihkan isu Israel yang menggempur Gaza? Jawabnya bisa iya, bisa tidak. Tapi melihat laporan sejumlah media nasional yang memang membelow-up habis pemberitaan soal ISIS hingga berujung tindakan tegas dari Pemerintah, sepertinya asumsi ini ada benarnya. Setidaknya bisa jadi ini sebagai 'penyeimbang' isu soal Gaza yang mampu menyulut solidaritas muslim di dunia, termasuk Indonesia. Bahkan non muslim pun tergugah rasa solidaritasnya terhadap insiden kemanusiaan terbesar belakangan di Gaza itu.

Tapi tindakan Pemerintah Indonesia yang seperti kebakaran jenggot dengan adanya isu ISIS yang sudah masuk ke Indonesia ini, hanyalah tindakan terlambat. Gerakan serupa yang jelas-jelas memakan korban jiwa di Papua oleh OPM, dan RMS di Maluku, Pemerintah masih saja adem ayem. Tegas mempersilakan anggota ISIS keluar dari negara ini, tak pernah terdengar seirama menyatakan itu kepada para anggota RMS dan OPM. Padahal baru-baru ini, misalnya, seorang anggota Kepolisian jadi korban kelompok separatis di Papua.

Pemerintah yang akan datang nantinya harus bisa tegas dengan gerakan-gerakan separatis dan kelompok yang menolak pluralisme di Negara ini. Indonesia lahir dan merdeka dengan satu tekad, berbeda untuk bersatu. Berbeda itu pasti, tapi Persatuan dalam NKRI itu harga mati! Wallahualam. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun