Sendiri dalam keheningan malam ditemani dengan lagu favorit yang perlahan memecah keheningan itu. Berharap itu tak ikut memecah keheningan orang lain.
Yang lain mungkin sudah terlelap, tapi mata ini masih enggan. Entah kemana perginya rasa kantuk itu, tak ada ia hinggap kepadaku, mungkin karena hatiku yang tak tenang. Ada keinginan yang belum terwujudkan.
Tanganku ingin menulis, ingin menari-nari dengan lincah di atas keyboard laptop kesayangan. Otakku terus berputar, mencari data-data yang tersimpan berserakan tak beraturan di dalamnya untuk dituangkan ke dalam rangkaian kata untuk dibaca.
Masih belum bisa menemukan data yang istimewa, jadi kutuliskan saja apa yang terjadi malam ini.
Menulis menjadi jalanku ketika aku ingin bercerita tapi tak ada sesiapa yang bisa diajak duduk untuk mengobrol. Berbicara dengan diri sendiri lewat tulisan ternyata lebih menyenangkan. Tak ada penghakiman apa pun.
Waktu sudah menunjukan pukul 22.23, biasanya kelopak mataku sudah sangat berat. Tapi malam ini begitu enggan dia untuk mengajakku cepat-cepat menghampiri tempat tidur. Malah seperti begitu semangat untuk fokus menatap layar laptop.
Lagu yang sama terus kuputar berulang sampai tak mau mengganti dengan lagu lain. Begitu suka dengan lagu ini. Seakan lagu itu menyanyikan kisahku sendiri.
Lagu dengan iringan aransemen musik yang begitu indah, istimewa.
Inilah yang aku sukai, saat aku bercengkrama dengan diriku sendiri lewat tulisan, lagu menjadi pengiringnya seakan menambah keromantisan perbincangan ini. Mungkin ini yang menyebabkan mataku enggan untuk terlelap. Aku tengah nyaman bercengkrama.
Tak ingin terburu-buru untuk menyudahi.
Tak peduli dengan benar atau salahnya ejaan dalam tulisanku, yang penting aku bisa merasakan kesenangan dan kepuasan saat aku menulis. Menulis tentang ceritaku.