Mohon tunggu...
Saadah Hafidz
Saadah Hafidz Mohon Tunggu... -

manusia biasa yg terus berusaha menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebatalan Itu Dilakukan Lagi

25 Agustus 2011   03:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga pukul 10.00 WIB tadi, tidak terasa kebatalan itu dilakukan lagi. Mulai enggan mengerjakan tugas-tugas kerja, hingga tidak bersikap manis pada teman. Waktu yang cukup pagi untuk ukuran jam kerja.

Buruknya kualitas kerja seorang teman, tak terasa membuatku membicarakannya, lengkap dengan indikator buruknya prestasi. Aku pun sempat tidak memberikan tampang manis saat teman menyapa dan minta tolong lantaran sedang migrain.

Akhirnya ku tersadar, yaahh..kebatalan itu kembali dilakukan. Padahal aku tahu apapun sikap seseorang kepada kita, harus ikhlas dan menerima. Jika hubungan dengan manusia baik, bukankah hubungan dengan Sang Pencipta juga baik?..

Umat muslim diwajibkan mengerjakan salat 5 waktu. Saat itu pula sudah mengucap kalimah syahadah sebanyak 5 kali. Syahadah adalah rukun pertama dari rukun Islam, dan inti dari rukun ini adalah Berjanji Untuk Menjalankan Perintahnya (Allah) dan Menjauhi Larangannya. Ini artinya, kita tidak hanya sekedar salat, namun nilai-nilai ibadah ini harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan ikrar syahadah sebanyak 5 kali setiap hari, maka wajib untuk menepatinya. Namun kadang kita lupa dengan janji yang diucapkan sebanyak itu. Misalnya, tidak terasa sudah melakukan ghibah atau membicarakan orang lain (salah satu sikap tidak menjauhi larangan Allah), tidak terasa pula kita sudah bersikap membuat orang tidak nyaman, tak terasa kita sudah terlalu sering mengeluh, bahkan tak terasa kita sudah merasa benar sendiri.

Itulah kebatalan-kebatalan yang sering dilakukan. Sudah berjanji sebanyak lima kali, namun masih juga lupa dengan janjinya. Janji tinggalah janji. Ini ibarat orang berwudhu, tidak terasa sudah mengeluarkan angin, dan batallah wudlunya. Pahala yang sudah dipupuk, hilang begitu saja dengan tindakan remeh yang berujung dosa.

Mengingat kebatalan-kebatalan itu, aku pun merenung.Sudah bukan lagi kita bermain-main degan kehidupan yang merupakan amanah Allah ini. Sudah saatnya membuat hidup menjadi lebih bermanfaat demi mengumpulkan pundi-pundi amal ibadah untuk akhirat nanti.

Usia tidaklah semakin muda, tak ada yang tahu kapan hayat ini diakhiri sang pencipta. Bagaimana jika saat usia diakhiri kita sedang melakukan kebatalan?....dan teringat sebuah cerita seorang anak yang bertanya tentang perilaku kebaikan pada ayahnya,

Anak : Ayah kira-kira bisa tidak kita melakukan kebaikan sepanjang hidup tanpa membuat dosa?

Ayah : wahh…itu jelas susah anakku, setiap manusia pasti pernah khilaf..

Anak : Kalo gitu 1 tahun bisa?

Ayah : Kayaknya masih susah juga nak, 1 tahun itu ada 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45,1814 detik.

jd..pasti manusia sempat membuat kesalahan nak..

Anak : Bagimana kalo 1 bulan?

Ayah : Kalo 1 bulan masih ada 28 ato 31 hari lagi, kita masih bisa juga melakukan kesalahan dalam

setiap bulan..

Anak : Kalo gitu 1 minggu yah?

Ayah : 1 minggu itu ada 168 jam, wah.. lama juga nak, kayaknya masih berat, gak mungkin kalo kita gk

buat khilaf sama sekali..

Anak : Kalo 1 hari saja?, masa tidak bisa yah?

Ayah : kalau 1 hariiiii…….ada 24 jam, ada pagi, siang dan sore,..kadang2 kita gak sadar sempat

membuat khilaf di siang hari ato malam hari…masih susah jg nak,..

Anak : Kalo gitu 1 jam saja yah,..bisa kan?

Ayah : 1 jam???... Kalo 1 jam kayaknya bisa nak, insyaallah..

Anak : baiklah Ayah, mari kita mencoba dr sekarang ya, belajar melaksankan kebaikan-kebaikan tanpa

membuat khilaf Mulai dari 1 jam saja,..

hmmm.. cerita ini sungguh menggugahku. Selama ini tanpa disadari batin dan dhahir sudah diperintah oleh nafsu. Apalagi di bulan puasa, kadang puasa kita hanya syah dalammenahan makan dan minum saja. Bukankah ibadah puasa menjadi bekal kita dalam menempuh kehidupan sehari-hari di bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya? Ya kalau tahun depan masih diberi rahmat umur panjang, kalau tidak? Puasa tahun ini tidak artinya, tidak bisa dijadikan bekal di akhirat nanti…..aku pun bergegas mengambil wudlu dan menjalankan shalat taubat…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun