Mohon tunggu...
Assaad Doa
Assaad Doa Mohon Tunggu... -

Menyukai isu pemberdayaan masyarakat dan politik nasional.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bisa Jawab Pertanyaan ini ?*

15 Juli 2011   13:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310737343721661118

Dia berkehendak menyalakan lampu untuk menerangi ruangan. Setelah lampu menyala, dia mendapati seorang maling hendak menggondol barang di rumahnya. Dia berteriak. Maling berlari. Warga berhasil menangkap maling.

Orang jepang terkenal dengan teknologinya yang rumit. Jepang dapat membangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang tahan terhadap gempa. Jepang memang akrab dengan gempa. Namun apa yang terjadi? Instalasi PLTN Jepang hancur. Sebabnya bukan karena Gempa. PLTN itu dirancang tahan gempa. PLTN hancur karena gempa mebawa tsunami. Ternyata PLTN yang ada tidak dirancang menahan tsunami. Itu diluar perencanaan orang Jepang yang terkenal dengan teknologinya yang canggih.

Ketidaksengajaan seringkali selalu berdampak kejadian-kejadian besar. Kejadian besar itu dapat tergolong bencana ataupun anugrah. Dua peristiwa berbeda diatas contohnya. Menyalakan lampu menyebabkan maling tertangkap. Selain itu, tentu saja Jepang tidak secara sengaja menciptakan PLTN yang tidak tahan terhadap tsunami.

Lantas siapa yang harus kita jadikan “terdakwa” atau “pahlawan” dalam kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh ketidaksengajaan. Apakah orang pertama dapat kita kategorikan sebagai pahlawan penagkap maling karena ketidaksengajaannya menekan saklar? Atau apakah kita harus member judul terdakwa terhadap orang kedua yang tidak menyangka bahwa tsunami akan merusak PLTN yang dirancangnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun