Mohon tunggu...
Satrio Ra Nduwe Aji
Satrio Ra Nduwe Aji Mohon Tunggu... -

..Seneng Misuh... Tapi Ra Seneng Musuh (an)...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Mental yang Memenangkan

14 Juni 2014   18:40 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:45 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dini hari 14/06/2014 kita disuguhi oleh perubahan yang signifikan pada team Meneer Van Gaal, transformasi pola 4-3-3 menjadi 5-3-2 ala il rossoneri pada era 90-an saat dipandegani oleh Basten, Rijkard dan Gullit dengan tetap menggunakan 3 Trisula Persie, Robben dan Sneijder. Pertandingan di lapangan tengah yang keren..mobilitas Robben dan Sneijder memberikan pasokan yang tiada habis untuk Persie, mungkin karena pandangan subyektif saya pendukung Oranje ... Keren, serangan bertubi-tubi tidak hanya berhenti saat kemenangan sudah telak... bahkan saat RVP ditarik keluar serangan dari Oranje tetep keren.

Yang menjadi catatan adalah setelah Xabi Alonso melesakan gol ke gawang Oranje melalui titik penalti, tidak membuat para pemain Oranje menjadi mutung, bahkan semakin menggila, moral Oranje semakin meningkat ketika Robben membuat sundulan untuk sebuah gol yang indah...

Revolusi yang dibuat Van Gaal bukan hanya masalah perubah makna dari total footbal, tetapi juga makna mental bagi pemain sendiri, ya... The Oranje sudah tidak selugu dulu dalam memainkan Total Football... sudah bukan lagi sekedar penguasaan lapangan tetapi tujuan akhir dari sebuah pertandingan yaitu kemenangan... kalau perlu menang telak

Pemerintahan adalah usaha kolektif seperti halnya dengan sebuah team sepak bola, setiap komponen pendukungnya tidak boleh mutungan, saya tidak bisa membayangkan ketika dalam pemerintahan ada menterinya yang mutung, karena tidak diapresiasi oleh presidennya atau setelah kena marah presiden.

Gejala mutung timbul dalam Pilpres kali ini, ada beberapa orang yang berharap mendapat janji menjabat suatu jabatan di pemerintahan tidak terwujud dan mutung menyeberang ke kubu sebelahnya, tentunya dengan imbalan janji jabatan .... suatu yang tidak elok dan menunjukkan perilaku pragmatis... dan saya tidak bisa membayangkan ketika presiden marah pada seorang menteri karena tidak becus memimpin kementeriannya, mundur dan balik ke DPR lewat PAW dan menggoyang pemerintah... Gejala ini sangat tampak pada kelompok capres dangdut.

Semoga siapa saja yang terpilih dalam memimpin negeri ini tidak memilih menteri yang berjiwa melankolis pragmatis, melankolis sih nggak papa, Pak Beye melankolis, tetapi secara makro beliau berhasil walaupun secara mikro masih terbata-bata ... tetapi melankolis pragmatis akan memunculkan jiwa mutungan.. ketika terjadi gol di penalti serta merta ia akan menyalahkan wasitnya... seorang presiden akan menyalahkan menteri, ..menterinya akan menyalahkan dirjen.. dirjen akan menyalahkan staff dan staff akan menyalahkan Tuhan karena dijadikan staffnya sang dirjen. Jiwa-jiwa mutungan itu tampak ketika seseorang lari dari masalah...apalagi lari secara fisik, misalnya keluar negeri...dan mengorbankan anak buah untuk menanggung apa yang diperintahkannya. Bayangkan ketika ada Presiden yang dituduh melakukan sesuatu... trus lari keluar negeri.....???

Mutungan : Putus Asa, Ngambek dan semacamnya

Semoga Presiden yang Mendatang tidak datang dari kelompok yang Mutungan

Salam 2 jari, Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun