Bondowoso -- Pelaksanaan Program Kampus Merdeka yakni Kuliah Kerja Nyata Tematik Unej Membangun Desa telah menerjunkan 487 mahasiswa yang disebar kedua kota yakni Jember dan Bondowoso pada 4 Januari 2023 lalu.Â
Peserta KKN Tematik UMD dikirim ke desa-desa dari kedua kota tesebut, kelompok 38 salah satunya yang ditempatkan di  Kabupaten Bondowoso, Kecamatan Curahdami, Desa Curahpoh. Usai penerjunan, mahasiswa KKN kelompok 38 UMD melakukan pendekatan terhadap masyarakat desa, salah satunya melalui kegiatan kifayah dan kerja bakti bersama warga setempat.Â
Setelah melakukan pendekatan terhadap warga desa, seluruh anggota kelompok 38 juga melakukan observasi lingkungan desa guna mengenali potensi desa, setelah itu seluruh anggota kelompok mendiskusikan terkait program kerja yang akan dilakukan dalam kurun waktu 40 hari kedepannya.Â
Setelah melakukan survey dengan berjalan-jalan di desa beserta berdiskusi dengan warga setempat, terdapat beberapa problematika yang harus dihadapi, yakni terkait pentingnya kesadaran lingkungan oleh masyarakat desa.Â
Hal ini terlihat dari keadaan lingkungan yang kotor dengan serakan sampah di pinggir jalan maupun di selokannya. Sehingga dalam beberapa waktu di Minggu itu kelompok ini mendapatkan jawabannya melalui ibu Lutfiya selaku Kepala Desa Curahpoh, "Desa ini masyarakatnya memang sukar membuang sampah pada tempatnya, sebab tidak memiliki lahan untuk pembuangan limbah sampah. Demikian penyebab masyarakat kerap membuangnya di sungai maupun membakarnya di lahan pekarangan rumah masing-masing." Begitu pemaparan Ibu Kepala Desa Curahpoh itu ketika ditemui di kantornya.Â
Pada masa kepemimpinan Ibu Lutfiya telah diberlakukan adanya kegiatan Kerja Bakti seminggu sekali, mengingat bulan Januari telah memasuki musim penghujan. Pada waktu tersebut mahasiswa KKN kelompok 38 memanfaatkannya sebagai momen pendekatan diri terhadap warga Desa Curahpoh.
Fawwas selaku Koordinator Desa dari kelompok 38 turut angkat bicara dalam rapat anggota KKN 38 UMD, "Jadi setelah melihat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, serta minimnya pengertian tentang slogan 'buanglah sampah pada tempatnya' membuat warga kurang memperhatikan nilai estetika desa. Kami putuskan untuk fokus pada tematik tentang sanitasi dan lingkungan desa. Program ini kami angkat melalui gerakan sadar sampah yang didukung oleh komunitas pemuda Bondowoyo dengan program Bank Sampah." (red/Sr)