Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inovasi vs Nama Besar; Saat Kepak Sayap Pasukan Burung Biru Melemah #2

7 September 2015   13:49 Diperbarui: 7 September 2015   14:27 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian kedua dari tulisan sebelumnya..

Harus diakui ojek aplikasi merupakan fenomena kuda hitam yang merubah tatanan sosial masyarakat dengan cukup cepat. 

Bahkan para pengemudi operator taksi khususnya operator burung biru pun mengakui terpengaruh oleh kehadiran ojek aplikasi.

Burung biru merupakan operator taksi terbesar di Indonesia yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan bagi penumpangnya. Tapi mereka seakan tidak bisa berbuat banyak dengan kehadiran ojek aplikasi. Pengemudinya mengaku sulit untuk sekedar mendapatkan penghasilan minimal hari kerja karena pelanggannya banyak yang berubah orientasi. Mereka tidak sekedar cari kenyamanan tapi juga butuh kecepatan untuk sampai ketujuan. Kalau si burung biru yang mempunyai pangkalan hampir di setiap mall mengalami penurunan penumpang, bagaimana operator taksi yang lain..?.

Taksi memang mempunyai segmen tersendiri yang tidak bisa di jamah oleh ojek aplikasi seperti order bandara dan coorporate. Tapi untuk segmen dalam kota dan jarak menengah jujur saja sedikit demi sedikit sudah mulai di kuasai ojek aplikasi.

Sebegitu besarkah pengaruh ojek aplikasi terhadap penghasilan pengemudi taksi khususnya pasukan burung biru. Kalau dilihat dari argometer antara ojek aplikasi dengan taksi sebenarnya tidak jauh berbeda, kalau ojek aplikasi tarif perkilometer Rp.4000, sedangkan tarif argo taksi khususnya burung biru Rp.400/100meter untuk buka pintu awal semua taksi sama sebesar Rp.7500. Perbedaannya hanya saat jalanan dalam kondisi macet.

Lalu kalau argo tidak jauh beda kenapa ojek aplikasi begitu cetar membahana.

Selain faktor waktu tempuh, rahasianya adalah inovasi para operator ojek aplikasi.

Mereka dengan cerdas memberi tarif flaat promo Rp.10.000 s/d Rp.15.000 untuk maksimal jarak 25km (kurang lebih jarak jakarta-bekasi) dimulai saat ramdhan 2015 dan masih terus berlangsung sampai tulisan ini di buat. Ini tentu sungguh tawaran yang menggiurkan bagi para warga jakarta dan sekitarnya di masa dollar yang semakin menggila. Mereka pun rela mengesampingkan kenyamanan demi efisiensi pengeluaran selain tentunya faktor waktu tempuh.

Jadi wajar saja kalau kepak sayap pasukan burung biru agak melemah sejak kehadiran ojek aplikasi walau mereka tetap punya pelanggan setia. Di tambah manajemen burung biru sepertinya kurang cepat untuk menangkap fenomena ini dan tidak membuat inovasi untuk memberi keuntungan lebih bagi pelanggan setia mereka. 

Selain itu aplikasi taksi yang mengumpulkan beberapa operator taksi jakarta juga membuat persaingan makin merata. Aplikasi taksi ini pun memberi promo potongan harga dari total argo jika pelanggan memesan taksi melalui aplikasi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun