Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sejarah Kusta dan Perkampungan Penyintas Kusta di Tangerang

4 Oktober 2022   21:05 Diperbarui: 7 November 2022   20:34 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kusta bukan hanya masalah kesehatan saja, tapi multidimensi (Dokpri)

Pernah denger istilah kampung kusta? Kalau sekilas kok seakan jadi stigma bahwa orang yang menderita kusta harus tinggal di kampung ini ya? Apakah memang seharusnya seperti itu?

Di Indonesia, dari literatur yang saya baca, setidaknya ada 60 kampung kusta dari tahun 1950an sampai sekarang. Stigma bagi OYPMK (orang yang pernah mengidap kusta) terus saja terjadi karena kurangnya informasi dan edukasi kepada masyarakat.

Penyakit kusta ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae, penyakit ini memang menular tapi tidak semudah virus covid-19 ataupun virus flu. Bisa menular melalui droplet atau kontak erat dalam jangka panjang.

Pada awalnya peneliti yakin bahwa kusta ini berasal dari negara Chinna atau negara yang berdekatan dengan garis khatulistiwa seperti India atau Afrika.

Namun laporan jurnal PLOS Pathogens pada tahun 2018 memberikan gambaran lain, darimana kusta pertama kali menyebar.

Temuan tersebut menduga  jika Eropa menjadi titik asal muasal penyakit kusta. Kesimpulan tersebut diambil setelah tim melakukan analisis terhadap 90 kerangka dengan tulang yang memiliki karakteristik kusta dari seluruh Eropa, dan dari periode waktu sekitar 400-1400 Masehi.

Kusta itu menular jika kita kontak selama lebih dari 20 jam dalam satu minggu, ingat ya dalam 1 minggu, kalau sehari cuma ketemu 2 jam (total 14 jam dalam satu minggu), kemungkinan besar kita masih bisa terhindar dari bakteri penyebab penyakit kusta.

Selain itu, pasien kusta yang yang sudah mengkonsumi obat yang direkomendasikan WHO selama 2x24jam, maka pasien tersebut sudah tidak bisa menularkan kepada orang lain. Tapi pasien tetap harus kontrol ke dokter untuk kontrol kesehatan/berobat jalan.

Tindakan cepat harus dilakukan jika orang terdekat kita terindikasi penyakit kusta, segera dibawa kedokter, jangan dijauhi atau malah dipasung hingga pembatasan akses untuk mendapat hak kesehatannya. Justru ini memperburuk keadaan pasien atau orang-orang terdekat.

Kembali membahas kampung kusta, konon awalnya kampung kusta ini adalah cara Belanda untuk memutus rantai penyebaran kusta. Semacam lockdown atau isolasi satu daerah agar penyebaran tidak meluas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun