"Mas Jokowi, pesan Ketoprak 1, tidak pakai bihun, kerupuknya di pisah,
cabenya 3 saja"
"Wiiihh pak Prabowo, bungkus apa makan di sini? tumben siang-siang
masih di rumah, nggak berangkat kerja..?"
"Dibungkus aja, mau makan di rumah sambil liat keputusan MK. Kebetulan
Hari ini lagi libur"
Saya Tersedak dan sedikit terkejut mendengar dialog 2 orang ini di
gerobak ketoprak pinggir jalan di sebuah pasar pada kamis pagi. Sejenak memicingkan mata
kearah mereka untuk mengintip, bahkan sendok berisi ketupat berbalut
bumbu kacang yang di tutupi kerupuk terpaksa tertahan ketika ingin
masuk kedalam mulut. Seakan penasaran dialog apa lagi yang akan
terjadi.
Seorang dengan celana pendek warna hitam model kargo, potongan rambut
klimis, perut yang sedikit buncit dengan sendal gunung lengkap dengan
gadget di tangan kiri -sosok ini yang kemudian di panggil pak Prabowo
oleh penjaja ketoprak-
Sementara, sosok satunya lagi. Memakai celana panjang warna krem
lengkap dengan rampel di bagian pinggang, kemeja lengan pendek warna
hijau atau lebih tepatnya biru, hhhmmm sebentar mungkin lebih tepatnya
kemeja berwarna hijau kebiruan, di lengkapi handuk kecil putih yang
melingkar di lehernya. -ini yang dipanggil mas Jokowi oleh pak Prabowo
tadi-.
Percakapan diantara mereka masih berlangsung, sementara saya masih
berusaha menghabiskan sisa ketoprak di piring.
"Kalo gugatan di MK di tolak gimana..?"
"Yaahh,..biarin aja. Yang penting sudah mengambil langkah yang benar"
"Semoga pendukungnya nggak rusuh ya, tadi saya denger di RRI masa udah
mulai kumpul" Mas jokowi nyerocos sambil memotong ketupat.
"Nggak mungkin rusuh lah, kalo rusuh berarti mereka bodoh. Malah
menjelek-jelekkan nama Prabowo dan partai koalisi. Siapapun
pemimpinnya tidak masalah asal memihak untuk kepentingan rakyat" ujar
pak Prabowo sambil mata dan tangannya tidak teralihkan dari gagdetnya.
"Wah sidangnya di tunda sampe jam 2 siang nanti."Lanjut pak Prabowo.
"Prabowo itu orangnya baik, tapi karena di bisikin sama orang-orang
yang gak jelas, malah jadi bingung sendiri. Logikanya ketua tim
suksesnya Prabowo itukan mantan ketua MK dengan reputasi terbaik.
Kenapa mereka nggak diskusi dulu dengan beliau, sebelum memutuskan
untuk mengajukan tuntutan ke MK. Biar Prabowo tahu seberapa besar
kemungkinan menangnya. Ini sih kesenengan pengacaranya, dapet
pemasukan lebih. Apalagi ada wacana kalo gagal di MK mereka mau ke
PTUN, ini sudah benar-benar jelas Modus para tim pengacara yang iri
lihat tim suksesnya kebanjiran duit." Pak Prabowo berteori sambil
sibuk memantau kejadian terkini lewat media online di gagdet miliknya.
"Kalo saya lihat ada pihak yang sengaja agar Prabowo dan partainya
-gerindra- terlihat menjadi sosok yang arogan dan tidak mau kalah, dan
mengarah ke hal negatif. Kalo dipikir Masuk akal juga, suara partai
Gerindra tahun ini berhasil melampaui partai yang sudah eksis terlebih
dahulu. Pasti banyak partai yang iri atau sirik kampung, dan ini salah
satu cara agar pemilu periode depan perolehan suara Gerindra jeblok".
Pak Prabowo terus beretorika sambil tangannya sesekali mengambil
kerupuk dari kaleng.
Wiiiihhh dahsyat juga teori konspirasi bapak yang satu ini, Saya
membatin. sambil terus memasang telinga ingin tahu lebih lanjut
pembicaraan mereka, sementara tangan kanan saya tetap menyuapkan
sendok demi sendok ketoprak kedalam mulut.
"Pokoknya selama saya masih bisa jualan ketoprak, trus anak saya bisa
sekolah dan kami sekeluarga bisa cek kesehatan dengan mudah, saya
pasti dukung siapapun Presidennya". Mas Jokowi tidak kalah semangat
sambil memberikan ketoprak pesanan kepada pak Prabowo.
"Hahahahaha, betul itu. Siapapun presidennya, NKRI tetap negara kita
persatuan dan kesejahteraan masyarakat diatas segalanya". Lepaslah
tawa mereka berdua, Pak Prabowo menerima bungkusan setelah sebelumnya
memberikan uang ke Mas Jokowi.
Tidak terasa,entah mungkin karena lapar, habis sudah ketoprak yang ada
di piring depan saya, masih tersisa cukup banyak bumbu kacangnya tapi
saya tidak berniat untuk menghabiskan. Setelah meminum teh tawar
hangat dari cangkir berbahan kaleng, meluncurlah pertanyaan bodoh yang
sedari tadi tertahan dimulut saya.
"Mas,..." saya memanggil penjual ketoprak yang sedang sibuk menggoreng tahu.
" Namanya beneran Jokowi...??"
Penjual ketoprak agak tertegun, lalu kemudian tersenyum lebar.
"Hahahahhahha....bukan mas, nama saya bukan Jokowi. Itu hanya
panggilan saja waktu Pilpres lagi ramai-ramainya. Kebetulan saya
pendukungnya. Tuh masih ada stickernya" Penjual ketoprak itu
menjelaskan sambil mematikan kompornya dan menunjuk sticker yang masih
menempel di sisi kanan gerobak.
"Berarti, bapak yang tadi itu namanya juga bukan Prabowo ya..?saya
masih mengeluarkan pertanyaan bodoh.
"Bukan mas,...dia itu ketua RW di sini. Kebetulan dia dukung prabowo.
Awalnya sih nama panggilan itu buat lelucon saja, eh malah keterusan
sampe sekarang."
"Nggak berantem Mas...?"Pertanyaan bodoh saya yang ketiga keluar juga.
"Nggak tuh,...Justru pak Prabowo lebih senang diskusi masalah PilPres
itu di warung saya mas. Dia bilang kalo bahas sama orang lain,
ujung2nya pasti berantem. Jangankan sama orang lain, sama keluarganya
yang beda visi aja hubungannya sempet renggang." Jelas mas Jokowi.
"Untuk itu kalo pak Prabowo mau tuker pikiran masalah pilpres, dia
sering mampir. Ngobrol sambil makan ketoprak. Kadang kita juga
berdebat sih, tapi berhubung pak Prabowo sibuk menghabiskan ketoprak
dan saya sibuk ngulek ketoprak kita nggak pernah emosi kalo lagi
bertukar pikiran. Bahkan kalo ada isu-isu miring tentang Jokowi, pak
Prabowo nggak segan-segan buat nanya atau SMS hanya sekedar ingin tahu
penjelasan dari saya. Saya pun begitu, kalo ada uneg-uneg tentang
Prabowo begitu ketemu langsung saya tanya. Saling croscheck". Penjual
ketoprak itu menjelaskan.
Demokrasi ala gerobak ketoprak yang indah. Andai para elit politik bisa
makan ketoprak disini, pasti gak bikin rakyat bingung dengan semua
dalil-dalil kepentingan mereka. Demi bangsa yang lebih maju, demi
negara yang lebih berdaulat semuanya harus bersatu kaya "ketoprak", bumbu kacang, ketupat, bihun, kerupuk,toge bersatu dalam satu piring.
Gak bisa di bayangin kalo kita cuma makan bumbu pecelnya saja, atau
hanya makan ketupatnya saja. Dijamin gak nikmat.
saya jadi penasaran pengen makan ketoprak lagi pasca keputusan MK yang menolak semua gugatan salah satu pihak. Merasa diperlakukan tidak adilkah pak Prabowo si ketua RW seperti halnya Prabowo dan
koalisi merah putihnya yang menganggap hakim MK salah dan tidak adil. Mungkin tidak adil bagi mereka, tapi keputusan ini sanggup memenuhi rasa keadilan sebagian besar warga negara Indonesia.
Salam Ketoprak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H