Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

5 Hari Jelang Kebiri Roda 2 di Ruas Sudirman-Thamrin

13 Desember 2014   00:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_359164" align="aligncenter" width="560" caption="tidak ada alasan kuat melarang roda 2 melintas di jalan protokol (KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO)"][/caption]

Bang Ahok, saya dukung anda untuk memimpin serta menjadikan jakarta yang lebih baik dan lebih beradab. Tidak peduli walau kita bukan se-Iman.

Tapi tidak seperti ini caranya.

Melarang roda dua melintas di sebagian jalan protokol, dengan alasan roda dua banyak terlibat kecelakaan dan memakan korban adalah stand up comedy yang lucu sekali.

Tolong Beri kami data berapa banyak korban di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin, sebanyak itukah sehingga bang Ahok sangat urgensi membuat peraturan ini. Sungguh alasan yang tidak masuk akal. Yang lebih sering kami lihat diberita malah mobil yang nyasar ke bundaran HI dan kolam patung kuda di monas, selepas pulang dugem.

Walau mungkin angka kecelakaan sepeda motor di DKI cukup tinggi, saya yakin tidak di jalur Sudirman-Thamrin.lalu mengapa daerah ini yang jadi sasaran bang Ahok.

Jangan-jangan peraturan ini dibuat agar bang Ahok bisa lebih lancar kalau mau ke kantor di balaikota. (Maaf kalau asumsi soalnya lagi emosi).

Membaca kutipan dari Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan, Kompol Hindarsono di sebuah media Online. pada umumnya kecelakaan terjadi akibat kurang disiplinnya pengendara dalam membawa kendaraannya.

"Umumnya ketidakdisiplinan pengendara. Karena itu, kita akan melakukan peningkatan penertiban pengendara yang kurang disiplin," kata Hindarsono di Jakarta, Jumat (16/11/2012).

Jadi mengurangi jatah jalan para pengguna roda dua bukan solusi yang bombastis untuk mengurangi angka kecelakaan.

Bang Ahok mengkotak-kotakkan warga jakarta berdasarkan kekayaan dan kepemilikkan kendaraan untuk melewati jalan tertentu. Padahal kami pun membayar pajak untuk jalan itu, sungguh diskriminatif.

Untuk mengurai kemacetan di jalan protokol bang ahok korbankan dan kambing hitamkan kami para pemilik roda dua. Saya sangat lebih setuju kalau di Sudirman-Thamrin bebas "KENDARAAN PRIBADI", Yang pasti akan lebih efektif dan menyentuh rasa keadilan buat semua warga DKI.

Berani gak ya bang Ahok ambil kebijakan seperti itu. Masa beraninya cuma FPI dan pengendara motor aja sih, sama yang punya mobil juga dong

Kalau bang Ahok pernah keras kepala menolak perintah Gubernur untuk menggunakan sepeda ke kantor. Berarti kami pun punya hak keras kepala juga untuk "Mbeling" dari peraturan yang bang Ahok bikin. -bukan mengancam, hanya penggambaran saja-

Kalau Ormas-ormas itu berani demo dengan isu SARA, saatnya para pemilik roda dua bergerak demi kesamaan hak pengguna jalan.

#sudirman-thamrin-bebaskendaraanpribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun