Tidak hanya perihal kerohanian, Romo Moris ternyata punya “ilmu terawang” yang jarang dimiliki oleh orang lain. Mata batinnya tajam. Tidak jelas dari mana ia mendapatkan. Tetapi kerap kali ia diminta pendapat oleh orang-orang yang punya masalah tertentu.
Kali ini sepasang suami istri, Rafael dan Clarisa. Mereka sengaja mendatangi Romo Moris yang sedang duduk dengan beberapa jamaat.
“Romo, kami minta waktu sebentar untuk berbincang-bincang dengan Romo, bisa kan?
“Ya, bisalah. Anu, tentang apa?”
“Begini Romo, kami sudah menikah lebih dari lima tahun. Tapi belum juga punya keturunan. Saya ingin mendapat saran dari berdasar ilmu Romo”
“Oh itu. Ya sudah. Nanti kita sama-sama ke rumahmu. Lihat-lihat di sana, oke!”
Sampailah sore itu, Romo Moris berada di rumah Rafael. Ia berkeliling sekitar rumah, melihat ke kanan ke kiri. Kini ia memasuki rumah berjalan dari ruang tamu, melewati kamar tidur hingga dapur.
“Mana Kamar kalian?”
“Yang ini Romo,” jawab Clarisa sambil mengarahkan tangan ke kamarnya.
Sejenak Romo Moris terdiam. Sorot matanya tajam ke tiap sudut ruang hingga lantai. Ia menarik nafas panjang. Kemudian manggut-manggut. “Em.....mmmm......mmmm”
Kini mereka bertiga berada di ruang tamu. Rafael dan Clarisa tampak menanti kalimat yang keluar dari bibir Romo Moris.
“Ini penglihatan saya. Kamar kalian terlalu dingin. Itu kurang mendukung untuk pembuahan sel telur dan sperma. Saya lihat, dulu di bawah kamar kalian itu merupakan bekas empang untuk pelihara ikan. Di bawah lantai kelembabannya cukup tinggi. Dan itu mempengaruhi suhu kamar”
“Terus bagaimana biar istri saya hamil, Romo?” tanya Rafael
“Usahakan, setiap kalian berc*nta, kamar jangan gelap. Justru harus terang! Kalian pasang lampu 60 watt di empat sudut ruangan. Biar suhu kamar hangat. Paham?”
“Paham Romo,” hampir bersamaan Rafael dan Clarisa menyahut.
Tiga bulan sudah berlalu. Kini Rafael dan Clarisa berkesempatan bertemu lagi dengan Romo Moris.
“Hayo, ono opo meneh (ada apa lagi)?” Romo Moris mendahului bertanya.
“Puji Tuhan, Romo. Istri saya positif”
“Positif apa?” nampaknya Romo Moris pura-pura tidak paham.
“Ya, positif hamil, Romo. Kemarin baru cek di lab”
“Sukurlah kalau begitu. Saya ikut senang”
“Tapi.........” Rafael hendak berucap, kemudian terpotong
“Tapi apa?” tanya Romo Moris
“Panasnya itu Romo...... 60 watt kali 4 buah ! 180 watt! Jadi mandi Keringat tiap malam!”
“Tiap malam............!” Romo Moris terbelalak. "Rasanya, itu bukan saran saya lho"
Rafael dan Clarisa terlihat cengar-cengir mendengar Romo Moris komplain.
"Memang bukan, Romo. Itu saran dari dokter Jati Kumoro," jelas Clarisa
Romo Moris hanya tersenyum. "Oh, yang spesialis habul itu to. Pantes!"
*) Orang berilmu tinggi derajadnya, mempraktekkan ilmu banyak manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H