Siang itu pukul sebelas. Kelas XII –IPS sedang mendapat pelajaran sosiologi. Materi yang di sampaikan oleh Bu Guru Rina yaitu Konflik antar kelompok dalam masyarakat.
Repotnya, pelajaran yang teoritis dan hafalan kerap kali menjemukan, apalagi jika guru yang mengajar tidak punya selera humor. Pastilah para murid tidak begitu antusias memperhatikan paparan pelajaran. Sedang suhu udara terasa panas, kelelahan fisik mempengaruhi kesediaan mereka untuk konsentrasi.
Sadar situasi, guna menghidupkan suasana kelas, Bu Guru Rina memberikan pertanyaan. Merangsang anak-anak untuk berani mengeluarkan pendapat.
“Coba Rico, bagaimana cara mengatasi konflik antar kelompok?”
Dengan gampangnya si Rico menjawab,”Maaf Bu, saya tidak bisa menjawab!”
“Tidak bisa menjawab?” Bu guru Rina menirukan perkataan Rico. “Anak muda itu harus semangat, jangan mudah menyerah, Rico!”
Sepertinya Rico merangsak menahan “tembakan” gurunya. Ia bangkitkan jiwa mudanya di siang yang terik itu, dengan mengeluarkan argumentasinya.
“Lihat saja di televisi, Bu. Partai Golkar konflik. P3 juga konflik. Padahal di sana ada yang profesor, doktor dan macam-macam. Tapi belum juga bisa menyelesaikan masalah”
“Apa maksudmu Rico?” tanya Bu guru Rina.
“Aduh Bu Guru. Mereka yang sudah sekolah tinggi, ahli dan banyak pengalaman saja belum bisa. Apalagi saya, yang masih anak SMA!”
“Makanya Ibu tanya ke kamu, Rico. Siapa tahu anak SMA bisa kasih solusi ke mereka di sana,” jelas Bu Rina.
Dengan santai sambil meletakkan punggung ke sandaran kursi, Rico bersuara,”Iya keleeees….!”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H