Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pak Ahok Smart

13 Februari 2015   00:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukul enam sore wib, Marto TV menyiarkan wawancara eksklusif antara Indra Merana dengan Gubernur DKI Pak Ahok.  Terlihat kejengkelan Sang Gubernur karena PLN mematikan aliran listrik di Pluit, yang menyebabkan tidak berfungsinya puluhan pompa menyedot air.  Apaboleh dikata, banjir pun seperti hendak menenggelamkan ibukota Jakarta.

Dengan menggunakan foto-foto yang terpajang di kantornya, Ahok menunjuk keanehan alasan PLN mematikan aliran listrik.  Tidak logis, katanya.

“PLN Stupid”, ungkapnya lagi dengan nada geram.

Seorang Bapak yang tengah menyaksikan acara itu, kemudian ditanya oleh anak yang duduk di sebelahnya.  Anak laki-laki ini masih duduk di bangku kelas lima SD.

“Ayah, bukankah PLN itu pintar... smart. Kok di bilang stupid?

Sang Ayah sedikit heran, anaknya yang masih SD itu ternyata menyimak wawancara itu.

“Dodi.  PLN menjadi smart kalau listrik menyala.  Tapi menjadi stupid kalau semua padam, nggak ada aliran.  Lampu-lampu mati.  Jadinya gelap.”

Oh, begitu ya! Tampaknya penjelasan sang Ayah bisa dimengerti oleh Dodi, anaknya itu.

“Kalau begitu yang sekarang smart siapa Yah?” anak itu bertanya lagi.

“Hehehe.  Yang smart itu yang lagi bicara, lihat itu”,  jawab Ayah dodi sambil menunjuk jarinya ke arah tivi.

Perbincangan santai ayah dan anak itu sejenak terhenti.  Dodi diminta oleh ayah untuk mengambil smartphone yang ada di kamar.   Tak lama Dodi pun kembali dengan membawa benda yang diminta ayahnya. “Ini ayah, hape-nya”.

“Trimakasih ya.  Nah kenapa Pak Gubernur itu orang yang smart?  Karena dia selalu pakai smartphone!”

“Dodi, tolong ayah ajarin dong main game ini.  Kok nggak bisa-bisa!”

“Aduh, ayah stupid deh.  Masa game kaya gitu nggak bisa?”

Tampaknya lelaki empat puluh dua tahun itu malu-malu kucing dikatakan “Stupid” oleh anaknya.  Bukan saja karena tidak bisa main game, tapi mendengar kata stupid itu sesuatu yang di luar dugaan.

“Dodi, ayah kasih tahu ya, jangan mengatakan stupid ke ayah atau orang lain.  Itu tidak sopan dan merendahkan,” sang ayah memberi penjelasan secara pelan.

“Tapi ayah! Waktu di sekolah ibu guru bilang, jangan mengatakan bodoh ke teman-teman atau siapapun.  Itu nggak sopan katanya.  Ya, Dodi pakai kata stupid aja, buat gantinya”

“Lho, itu sama saja artinya”

“Tapi Pak  Ahok  kok boleh bilang begitu!” potong Dodi penasaran.

“Dodi...., Pak Ahok itu kan Gubernur.  Kamu kan bukan.  Sudah paham sekarang?"

"Oh......"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun