[caption caption="merdeka.com"][/caption]
Kau mungkin tak percaya dengan kataku
Atau kau malah tertawa mencibir, bahkan
Membalik badan mengentutiku
Terserah
Aku ceritakan padamu sekarang
Kenapa segenggam tembakau irisan
Segumpal kemenyan dan lembaran-lembaran papir
Adalah teman mejaku
Ini mempertahankan tradisi;
Aku katakan itu, biar kau tahu
Tradisi yang mungkin di luaran sana tengah dikebiri
Dijinakkan oleh modal
Oleh pasar dan entah kekuatan apalagi
Aku ceritakan padamu sekarang
Satu lintingan bukan sekedar menarik nikotin
Menyangitkan mulut atau
Menyebulkan asap
Satu lintingan adalah caraku mengurai kepenatan
Satu lintingan menjadi pengabar langit; bahwa aku masih hidup
Satu lintingan dengan kemenyan dan papir yang terbakar adalah pembuang kepedihan
Kenapa tidak saja kau coba
Berbahaya, mungkin
Tapi mungkin juga tidak
Sehat atau sakit; aku menulisnya dengan singkat saja: terimalah
Tapi tidakkah terpikir olehmu
Inilah jalanku agar bisa tertawa
Agar aku dan yang lain menari-narikan hati
Karena aku sudah terlalu lama tersungkur dalam lumpur
Â
Bumi cahyana, 16 Februari 2016