Bekasi, 15 Mei 2024 - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) menggelar seminar bertajuk "Green Horizon" yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendorong kemajuan berkelanjutan di Indonesia. Acara yang diadakan di kampus UHAMKA ini dihadiri oleh berbagai tokoh akademisi, mahasiswa, dan juga narasumber ahli.
Seminar Green Horizon diawali dengan sambutan dari Dekan FISIP UHAMKA, Tellys Corliana, M. Hum yang menyampaikan rasa syukur atas kesempatan berkumpul dan berdiskusi bersama dalam acara tersebut, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan juga panitia seminar yang telah melakukan persiapan acara tersebut dengan baik.
Dalam sambutannya, Tellys juga memberikan sedikit pesan kepada para peserta seminar untuk lebih peka lagi terhadap isu-isu lingkungan yang ada disekitar kita, "Isu lingkungan merupakan isu yang cukup serius dalam ruang lingkup global" ujar Tellys. Beliau juga menyampaikan bahwa pemanasan global saat ini dipengaruhi oleh banyaknya industri-industri yang menghasilkan sampah, sehingga kebersihan lingkungan disekitar kita juga akan terpengaruh. Tellys juga berpesan kepada para peserta "Ketika kita aware dengan lingkungan kecil, maka kita juga akan aware dengan lingkungan yang lingkupnya global atau dimasyarakat." Ujar Tellys.
Pada sesi selanjutnya, yaitu keynote speech yang disampaikan langsung oleh Direktur Penanganan Sampah sekaligus Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Dr. Novrizal Tahar, dalam keynote speech-nya, Novrizal menekankan bahwa "Green Horizon" adalah solusi untuk membawa kemakmuran dan keberlanjutan di dunia ini.
Dalam paparannya, Dr. Novrizal Tahar menjelaskan perkembangan berbagai ideologi politik, mulai dari sosialisme hingga liberalisme, dan bagaimana keduanya gagal membawa kemakmuran yang berkelanjutan. Beliau menegaskan bahwa green ideologi kini muncul sebagai sintesis baru yang dapat mengatasi masalah-masalah lingkungan yang dihadapi dunia saat ini.
Terkait isu perubahan iklim, Novrizal menyoroti tiga krisis besar yang dihadapi planet ini: perubahan iklim, pencemaran, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Beliau mengaitkan bencana banjir bandang yang baru-baru ini terjadi di Sumatera Barat dengan krisis perubahan iklim, menunjukkan bahwa frekuensi iklim ekstrem semakin tinggi dan berdampak besar pada kehidupan manusia.
Dr. Novrizal Tahar juga mengingatkan peserta tentang Paris Agreement 2015, di mana negara-negara di dunia bersepakat untuk menjaga suhu bumi agar tidak naik lebih dari 2 derajat Celsius dibandingkan era pra-industri. Saat ini, suhu bumi sudah naik 1,45 derajat, dan beliau mengutip dari buku "The Uninhabitable Earth" karya David Wallace-Wells yang menggambarkan dampak buruk jika suhu bumi terus meningkat.
Selain itu, Novrizal juga berpesan agar kita mulai sekarang harus memilah-milah sampah yang ada di lingkungan sekitar kita, mulai dari sampah organik dan juga anorganik, karena ketika kita memisahkan sampah-sampah tersebut, maka kita sudah membantu untuk keberlangsungan hidup kita yang lebih panjang kedepannya. Terakhir Novrizal berpesan bahwa "Slogan buang sampah pada tempatnya harus dirubah, menjadi pilah sampah dari rumah" Kata Novrizal. Hal itu dilakukan untuk kita bisa lebih cermat lagi dalam pemilihan sampah dilingkungan sekitar kita.
Dalam seminar ini diharapkan dapat menginspirasi seluruh peserta untuk mengambil tindakan nyata dalam menjaga lingkungan dan mewujudkan Indonesia emas yang berkelanjutan. Dalam hal ini, kampus UHAMKA terus berkomitmen untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan melalui berbagai kegiatan akademis dan sosial.
Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan, kita semua berharap dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk generasi kita mendatang.
