Mohon tunggu...
Sobran Holid
Sobran Holid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pelaku usaha yang mengharapkan Indonesia lebih ramah terhadap rakyat kecil. toko onlinehttps://www.bukalapak.com/u/holids https://www.bukalapak.com/u/holids jangan lupa mampir bagi kompasianer dan pembaca yang membutuhkan sparepart motor .

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Halangi Dikcy Chandra Mundur

9 September 2011   23:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:06 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengunduran diri Dicky Chandra sebagai wakil Bupati Garut  mendapat  tanggapan dari Gubernur Jawabarat dengan tidak merestui, ,bahkan  Pak Gubernur meminta Pak Wabup menjalankan tugasnya hingga selesai . Begitu juga  Gamawan Fauzi juga selaku Mendagri   meminta Dicky Chandar diminta untuk tidak memundurkan diri, h.    Senada tokoh masyarakat garut  yang juga guru besar Universitas Garut  Dr Ir H Abdusy Syakur Amin,  masih berharap masih ada jalan untuk penyelesainya tanpa perlu Wabub Mundur dari jabatannya. Sementara  Dicky Chandra mengakui kemundurannya karena merasa tidak mampu menjadi seorang pemimpin dalam menjalankan amanat masyarakat  yang dia emban.  Menurut dia ketidak mampuan ini terlihat dari kekacauan  Jamkesda (jaminan kesehatan daerah) karena pendataan yang tidak akurat, begitu juga dengan PAD yang tak kunjung naik dan cara-cara para birokrat daerah dengan memberikan sogokan untuk mendapatkan jabatan. [caption id="attachment_130436" align="alignnone" width="620" caption="poto kompas com"][/caption] Dari sini kita dapat lihat, Dicky Chandra shock melihat aparatur daerahnya yang korup , kerja asal-asalan layaknya sebagian besar PNS di Indonesia yang kerjanya kurang produktif dan suka mepersulit rakyatnya agar rakyat memberi upeti. Sementara posisinya sebagai orang nomor dua, sulit mengambil kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan  besih , karena sang  Bupati cenderung berkompromi dengan keadaan yang sudah ada atau malah larut dan menjadi bagian dari birokrasi yang korup, terbukti dengan masuknya beliau ke Golkar dan saat ini menjadi pengurus di DPD tingkat I Jawabarat. Mundrunya Dicky Chandra patut diapresiasi  dan menjadi contoh bagi para pemimpin daerah, pusat , DPRD dan DPR  termasuk Presiden.  Mundur tidak mesti harus tercela, bisa jadi menjadi terhormat seperti Mundurnya Bung Hatta dari jabatan Wapres pada saat itu, ulasan lebih lengkap baca tulisan Musri Nauli (kompasianer). Jempol dua buat Dicky Chandra yang memberikan sebuah keteladanan dan pelajaran berharga. Menjadi pemimpin yang diraih dengan susah payah tapi tidak takut untuk mencampakkannya ketika merasa tidak mampu  tanpa perlu menghitung apakah sudah balik modal atau untung dibanding pengeluaran biaya pada saat kampanye . Bandingkan dengan anggota DPR yang sudah menjadi tersangka bahwa ada sudah dipidanapun masih menikmati gaji  dari kas negara tanpa malu.   Begitu juga dengan para menteri yang pura-pura tidak tahu kegagalannya. Lihat juga menteri tenaga kerja tranmigras Muhaimin yang saat ini  juga ketua PKB, terlilit banyak kasus dari suap  daerah tertinggal, konsorsium asuransi yang dituding sarat manipulasi pada saat penunjukan, serta terus jatuhnya korban TKI diluar negeri yang tak kunjung henti tetap merasa pede bahwa dia tidak bermasalah dan merasa gagal,  bahkan selaku menteri yang mengurusi tranmigrasi tak juga terdengar apa yang sudah dia lakukan. Kita patut berterimakasih  Dicky Chandra Mundur, ini sebuah pelajaran,  jika tak mampu tak malu untuk mengakui  dan memberikan kesempatan kepada yang mampu.   Semoga saja ini diikuti oleh para pemimpin didaerah  dan pusat,  apalagi banyak kepala  daerah sudah menjadi tersangka tapi tetap bersikukuh merasa tak bersalah dan tetap menjadi pemimpin, , padahal tinggal menunggu waktu masuk penjara. J angan ragu  untuk mundur, karena rakyat Garut  dan Indonesia akan mengenangmu. Jangan dengarkan para penghalangmu untuk mundur, karena bisa jadi yang menghalangi merasa   malu karena mereka lebih  gagal dari darimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun