Pernyataan Mahfud MD  bahwa basis masa Prabowo adalah Provinsi  Garis keras memacu kontraversi baru.
Kata Provinsi Garis keras diidentikkan dengan provinsi yang nuansa ke Islamnya  kental dan punya masa lalu yang identik dengan Darul Islam atau pemberontakan berbasis agama.Â
Karni Ilyas sudah klarifikasi bahwa tidak semua pemberontakan berbasis agama misalnya , misalnya PRRI permesta, pemberontakan Daud Bereuh di Aceh juga dilatar belakangi karena kekecewaan kepada pemerintahan Soekarno waktu itu.Â
Tentu  Mahfud MD sadar bahwa ucapannya ini multi tafsir, karena kalau yang disebut Islam garis keras dan Khilafah maka asumsinya 45 persen penduduk Indonesia mengharapkan Pemerintahan Islam.
Permintaan Maap Mahfud MD sudah dilontarkan, Â jadi kita memahami bahwa ini hanya sekedar asumsi yang tak berdasar.
Militansi Pendukung Prabowo sesuatu yang wajar , bukankah karena kemenangan Prabowo di Padang yang luar biasa , kampret membuat Tagar baikot nasi Padang.
Apa tidak sama kerasnya, bahkan lebih gila, warung padang aza yang Ngak salah kok dibaikot.
Bahwa ada desakan agar pemilu dan prosesnya harus jurdil sesuatu yang wajar dan harus.
Bukankah demokrasi kita jauh dari ideal, money politik masih terjadi bahkan lebih masif dari pemilu pemilu sebelumnya .
Korban berjatuhan bahkan sudah mencapai 300 orang meninggal, bukankah ini pemilu terburuk sepanjang sejarah NKRI.
Banyak PR yang harus dibenahi, bukan sekedar Garis keras dan nasi Padang, jika tidak kita hanya berputar di Isu isu yang tidak substansi, padahal pemilu yang Jurdil, awal dari kemenangan bersama kita sebagai bangsa.