Mohon tunggu...
Sobran Holid
Sobran Holid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pelaku usaha yang mengharapkan Indonesia lebih ramah terhadap rakyat kecil. toko onlinehttps://www.bukalapak.com/u/holids https://www.bukalapak.com/u/holids jangan lupa mampir bagi kompasianer dan pembaca yang membutuhkan sparepart motor .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Mulut" Gubernur Jambi dan Menhut Tak Sakti Lagi bagi Petani, PT WKS (Sinar Mas Group) Rampas Lagi Kebun Petani

5 Juni 2011   02:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:51 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak “hitam” PT WK (sinar mas Group) yang terus menantang rakyat/penduduk Jambi terus terjadi, bahkan gaya PT WKS sangat tidak bersahabat bahkan terus melakukan perampasan tanah rakyat di distrik SP7 kec Muara Papalik kabupaten tanjung, Jabung Barat Jambi.

[caption id="attachment_112316" align="alignnone" width="480" caption="poto rakyat merdeka"][/caption]

perampasan yang dilakukan PT WKS kali ini sangat zhalim karena dilakukan dikebun sawit petani yang sudah berumur 6 tahun dan siap panen, tidak heranpada tanggal 31 mei 2011, PT WKS yang didukung polisi dan TNI kembali bentrok dengan anggota persatuan petani Jambi (PPJ).

Menurut pedro, petani yang tergabung dalam PPJ menyatakan “Petani hanya butuh makan dan bekerja dilahannya sendiri untuk menyambung hidup. Tapi, mengapa kami diperlakukan seperti teroris yang dipaksa untuk berhadapan dengan pasukan Brimob dan TNI yang bersenjata?”

Sebagai rakyat kecil, saya sedih, kenapa Polri dan TNI tunduk kepada kepentingan pengusahabesar bahkan rela menjadi “beking” PT WKS untuk mengusur rakyat dari tanahnya sendiri.

Apa bedanya sekarang dan jaman penjajahan, ketika rakyat terus dijauhkan dari akses terhadap tanah demi pengusaha, sementara rakyat kecil hanya diposisikan sebagai warga klas dua.

Konflik tanah ini juga membuktikan, bahwa banyak investasi sektor tambang dan perkebunan didaerah hanya menguntungkan perusahaan, elite daerah dan Jakarta, sementara rakyat sekitar harus menelan pil pahit atas kerjasama “hitam” antara penguasa dan pengusaha.

Aksi-aksi petaniJambi terus dilakukanuntuk menentang kezaliman PT WKS ,bahkan Menteri kehutanan dan Gubernur sudah berjanji untuk melindungi lahan warga, tapi sayang, itu hanya sekedar janji, karena kebun petani terus di gusur dengan dikawal alat negara (TNI dan POLRI), yang harusnyadua instituisi tersebut mengamankan janji Gubernur dan Menhut yang telah terucap dan terus direkam dalam ingatan rakyat yang menjadi korban.

Tapi entahlah dinegara yang para pemimpinnya rajin mengumbar janji demi sebuah citra, akan sangat sulit rakyat mendapatkan keampuhan dari janji-janji tersebut.

Para pemimpin negeri ini, hanya mempunyai ingatan yang pendekketika mereka berjanji terhadap rakyat kecil, sehabis diucapkan rakyat berbunga hatinya dan terus menunggu, sementara pemimpinya sudah melupakan, apakah mereka pernah berjanji atau tidak?. .

[caption id="attachment_112307" align="alignnone" width="274" caption="poto tempo online"][/caption]

Uniknya, para pemimpin negeri ini begitu mudah memenuhi janji bagi kepentingan pengusaha perkebunan dan tambang, tidak heran sekali pemimpin berjanji, maka akan banyak alat negara membantu mewujudkan janji-janji yag telah dilontarkan kepada pengusaha .

Sulitnya menagih janji Gubernur Jambi dan Menhut membuat banyakPetani Jambi Geram, kenapa pemerintah hanya memikirkan PT Sinar mas Group tapi melupakan rakyaknya sendiri.Tidak heran ditengah keputusasaan para petani melawan PT Sinar mas dengan mengharamkan produknya.

“Kami mulai hari ini mengharamkan semua produk perusahaan grup Sinar Mas karena kami telah dibuat sengsara oleh perusahaan tersebut. Kami akan tetap menuntut hak kami hingga perusahaan mengembalikan lahan kami yang telah mereka gusur dengan semena-mena," Aidil Putra, Ketua PPJ, dalam orasinya.

Salam perlawanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun