Laporan wikileaks yang dimuat media Australia "The Age" dan"Sidney Morning Herald" tidak hanya sensasi yang tanpa makna, tapi juga layak dijadikan sebuah ukuran pihak luar memandang prilaku pemimpin Indonesia dengan segala motif politiknya. Penyebutan tiga tokoh partai besar dari PDIP, Golkar dan Demokrat, dari laporan wikileaks, membuat berita ini tidak menjadi hangat di kalangan politisi senayan, bahkan mereka satu suara mengangap pemberitaan dua media massa Australia itu pitnah dan menghina martabat Indonesia. PKS yang biasanya lantang bersuara, juga tahu diri, karena sampai saat ini masih berseteru dengan partai Demokrat dan belum mendapat kepastian dari SBY akankah tetap dikoalisi atau menjadi oposisi, bila menyimak dari sikap SBY yang belum mengundang Hilmi aminudin ketua dewan Suro PKS, bahkan pertarungan opini antara kubu demokrat dan PKS dimedia massa masih terus terjadi, sampai SBY memastikan posisi PKS. Menurut Anas, bocoran kawat diplomatik itu bukanlah berita. Kawat diplomatik itu, hanya sebuah sensasi dan gosip belaka. "Obrolan warung yang tidak berbasis data, tidak berbasis fakta," . Begitu juga sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menegaskan bocoran data intelejen luar negeri tak selalu harus ditanggapi dengan serius. Apalagi data-data mengenai kasus Taufik Kiemas sama sekali tak pernah didengar sebelumnya dan tak ada ujung dan pangkalnya. Bahkan lebih tegas Maruarar Sirait, yang biasanya sangat vokal dan lantang bila ada berita kaitan dengan SBY kali ini satu suara, satu irama dengan Demokrat dan Golkar , "Tidak ada fakta, hanya rumor dan isu dan itu jelas menghina SBY, JK, dan TK. Menghina bangsa Indonesia, karena beliau-beliau adalah tokoh bangsa saat ini," . "Intervensi Amerika terhadap urusan internal Indonesia sudah terlalu jauh, ini tidak bisa dibiarkan lagi, ini sudah keterlaluan," tegas Ketua Umum HMI Noer Fajriansyah. Suara HMI ini wajar yang cenderung "membebek " dengan suara alumninya yang sekarang menduduki ketua Umum Demokrat, jika mereka berbeda suara, pastinya kucuran dana buat para aktivis mudanya, bisa-bisa terpangkas. Begitu juga dengan petinggi golkar dan PKS, senada dan seirama, mengecam pemberitaan dua media massa Australia tersebut. Padahal bila kita mengingat buku Gurita Cikeas yang membuat heboh tahun 2009 dan awal 2010, tentu berita ini ada kesamaan dan kemiripan, terutama yang berkaitan dengan tuduhan terhadap keluarga Cikeas. Bu ani menurut wikileaks mendapatkan keuntungan dari keberadaan kekuasaan SBY, Pada 2006, kedutaan besar berkomentar pada Washington bahwa "Ibu Negara Kristiani Herawati terus mencari keuntungan pribadi dengan bertindak sebagai broker atau fasilitator untuk bisnis ventura. Sejumlah kontak juga memberitahu kami bahwa anggota keluarga Kristiani mulai membangun perusahaan dengan tujuan mengkomersialkan pengaruh keluarga mereka." Menyoroti pengaruh Ibu Negara di balik layar, kedutaan besar menggambarkan Bu Ani sebagai "kabinet istimewa" dan "penasihat utama Presiden yang tidak terbantahkan." Padahal Nampak jelas kedekatan Ibu Ani dan SBY terhadap ayin yang hadir diacara pernikahan anak Ayin, (terpidana kasus suap terhadap Jaksa Urip), dan rekaman pembicaraan yang melibatkan anggodo ayin dan menyebut-nyebut pihak istana. Menurut George Junus Adirjondro, penulis Buku Gurita Cikeas menjelaskan peran Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Arthalita mulai terlihat pada kegiatan yang selama ini diselenggarakan Yayasan Mutu Manikam Nusantara. Arthalita sendiri merupakan bendahara di yayasan tersebut. "Banyak kegiatan dimana terlihat keakbraban antara Ibu Ani dengan Ayin. Ini kan mencurigakan karena Ayin adalah makelar kasus. Mungkin tidak sekaliber Anggodo, tapi dia punya hubungan agak khusus dengan Syamsul Nursalim (obligor BLBI)," ungkap mantan dosen di Universias Satya Wacana Salatiga itu. Dikemukakannya, kedekatan Ani Yudhoyono dengan Ayin terlihat saat peresmian alun- alun Indonesia Grand Indonesia, Jakarta. "Itu merupakan proyek Gajah Tunggal, miliknya Syamsul Nursalim," ujarnya. Kedekatan itu semakin terlihat ketika saat SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menghadiri acara pernikahan putra Ayin. "Ada foto-foto dimana SBY dan istri menghadiri pesta pernikahan anak Ayin [caption id="attachment_94447" align="alignnone" width="400" caption="google"][/caption] Sayangnya ini semua terlalu cepat berakhir, tanpa ada keinginan untuk membuktikan apakah berita dari wikileaks adalah "hoax", atau memang benar adanya. Lemahnya dukungan politik dari senayan untuk mendorong KPK menyelidiki kebenaran berita ini, membuat ini seakan-akan hanya sensasi yang tanpa arti, padahal bila dibuka dan diselidiki, bisa jadi apa yang diberitakan wikileaks ini benar, jikapun tidak, maka nama Bu Ani, SBY, TK, JK justru akan bertambah harus dibanding sebelumnya, bahkan bisa menepis gosip yang telah lama beredar. Sebaliknya dengan menutupi berita ini, membuktikan ada sesuatu yang disembunyikan secara bersama, demi kepentingan elite-elite nasional, apalagi ini melibatkan tokoh tiga parpol yang besar, yang dampak politisnya sangat besar. Kebersamaan para politikus kali ini layak diacungi jempol, mereka bersatu demi nama baik masing-masing, mengatasnamakan nasionalisme "semu". Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H