Mohon tunggu...
Maulinda Nur Pramudyas PS
Maulinda Nur Pramudyas PS Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasisiwa S1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

you're the most important person in your life, so be yourself, be beautiful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi Cegah Anemia dan Stunting Dengan Gerakan Sadar Gizi Pada Remaja di Desa Bi-ih

11 Agustus 2023   22:25 Diperbarui: 28 Agustus 2023   09:13 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 02 konten kompasiana kegiatan 

Dalam upaya penurunan prevalensi anemia dan stunting yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang mengadakan KKN-7 Tematik Stunting atau Kuliah Kerja Nyata Tematik Stunting dengan dilaksanakan di salah satu desa yaitu Desa Bi-ih, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Dengan Langkah untuk entaskan Stunting yang dibina oleh DPL apt. Herda Ariyani, M.Farm (Universitas Muhammadiyah Banjarmasin) dengan Mahasiswa KKN-7 Tematik Stunting Maulinda Nur Pramudyas PS Studi S-1 Farmasi Program Studi Farmasi (Universitas Muhammadiyah Banjarmasin).

Dengan program kerja yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Desa Bi-ih kelas 8 dengan berjumlah 16 siswa/i pada tanggal 7 Agustus 2023 di jam 11.00 - 12.00 WITA. Pada program kerja ini ikut berperan dalam cegah stunting yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya Cegah Anemia dan Stunting Dengan Gerakan Sadar Gizi Pada Remaja dengan Pola Hidup Sehat.

Pemilihan dengan target siswa/i SMP karena mengingat pada usia remaja dalam proses masa pertumbuhan dan pembentukan karakter diri dalam pencegahan anemia dan stunting. Dan remaja masih sangat membutuhkan banyak zat gizi yang lebih tinggi seperti asam folat, vitamin B12, zat besi (Fe) dan Vitamin A (WHO,2017). Dan menurut survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2017 menyebutkan bahwa prevalensi anemia pada wanita remaja terjadi pada umur 5-12 tahun sebesar 26% lalu pada remaja wanita denga rentang usia 13–18 tahun yaitu 23%, dan pada remaja laki-laki lebih rendah 17% (Kemenkes, 2018).

Gambar 02 konten kompasiana kegiatan 
Gambar 02 konten kompasiana kegiatan 

Dengan Langkah pertama yaitu melakukan pre-test dengan tujuan untuk melihat seberapa pengetahuan tentang pemahaman peserta tentang anemia dan stunting. Lalu kemudian dilanjutkan dengan penyampaian menggunaan media power point, leaflet, dan poster untuk mempermudah dan menarik perhatian dalam memahami materi yang akan di sampaikan. Dengan para siswa/i mengetahui apa itu anemia, stunting, hingga hubungan antara anemia kenapa dapat menyebabkan dan stunting? selain itu juga mengetahui pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah untuk para remaja.

Dengan para remaja mengetahui tanda terkena anemia adalah seperti cepat lelah disertai rasa lemas, mudah mengantuk setelah makan, pusing disertai kunang-kunang, dan kulit terlihat lebih pucat. Tindakan yang harus dilakukan jika menderita anemia adalah dengan berkonsultasi dengan bidang ahlinya seperti dokter dipuskesmas dan apotek untk pengobatan penambahan darah.

Seorang Penderita anemia di sarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah Karena zat besi (Fe) dan asam folat yang dibutuhkan untuk mencegah kekurangannya asupan darah dalam tubuh dan pada wanita mencegah kecacatan janin dikemudian hari. Tablet tambah darah (Fe) yang mengandung dosis ferrous fumarate 60 mg yang dapat dikonsumsi 1x seminggu, namun jika kehilangan banyak jumlah darah saat menstruasi bisa di kunsumsi 1x sehari selama menstruasi.

Terutama bagi calon pengantin wanita yang mengalami kekurangan zar besi (Fe) dapat berdampak kecacatan pada janin dan bisa menyebabkan calon anak mengalami kekurangan gizi seperti lemah, letih, lesu, hingga melahirkan anak dengan kondisi stunting. Hubungan anemia dengan resiko anak terlahir stunting adalah perlu diketahui jika anemia merupakan salah satu faktor terjadinya stunting yang berarti memiliki hubungan kondisi dimana tubuh tidak mencukupi asupan gizi untuk calon janin, dan kedepannya jika seorang ibu penderita anemia hamil maka dapat menyebabkan janin tidak menerima asupan zat besi serta asam folat yang kurang secara bersamaan (Karjono, M. 2021). 

Dengan diakhiri pemberikan sedikit waktu untuk melakukan sesi diskusi bersama dan post test pemahaman pada peserta tentang cegah anemia dan stunting. Seluruh peserta yang ikut dalam partisipasi juga mendapatkan hadiah bucu catatan kecil, selain mendapatkan menerima hadiah, tetapi juga telah mengetahui mengenai anemia dan stunting sejak remaja.diharapkan melalui langkah edukasi pada remaja dapat mengambil langkah nyata sebagai kunsi masa depan yang lebih cerah dapat terus diingat.

Konten ini di upload dalam konten kompasiana pada hari jum'at, 11 Agustus 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun