Mohon tunggu...
Pras Tyo
Pras Tyo Mohon Tunggu... -

Pembelajar, Supel, Relawan kemanusian

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bermain Harga Cabe Rawit di Pasar Tegal

15 Juli 2013   14:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:31 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam

Bagi orang indonesia cabe merupakan salah satu penyedap rasa yang harus ada dalam bumbu masakan khas Indonesia. Kita tentunya sangat mengenal rakyatJawa Barat yang suka lalapan dengan sambal yang pedas, atau masakan padang yang sudah mendunia yang juga tidak terlepas dari rasa pedasnya cabe rawit. Tentunya, kita akan merasakan kehilangan rasa, jika cabe rawit ini hilang dari peredaran karna mahalnya harga cabe rawit sehingga para ibu rumah tangga tidak mampu membelinya.

Saat ini komoditas cabe rawit dan bawang merah merupakan salah satu barang yang yang sangat fluktuatif di pasaran.Perubahan dapat terjadi dalam hitungan hari, tergantung dari cukup tidaknya stock yang ada. Secara lokal, barang ini tersedia melimpah di berbagai daerah. Logikanya jika suplay stock barang melimpah maka harga barang ini akan meluncur jatuh serendah rendahnya, dan jika stock menipis maka hargapun akan menanjak naik. Teori ini dialam nyata tidak selamanya benar, selalu ada saja yang mempermainkan harga meski sebenarnya stock barang cukup. Pedagang besar yang memiliki modal besar yang akan membeli secara langsung dari petani yang tentunya harganya jauh lebih rendah dari harga pasaran. Barang yang sudah dibeli oleh para “juragan” ini akan di lempar ke pedagang - pedagang di pasar dengan mengambil keuntungan yang diinginkan.

Keuntungan bisa berlipat ganda, tergantung dari target laba yang diinginkan. Sebenarnya jika mereka jujur dengan mempertimbangkan biaya operasional, penyusutan barang dan target laba yang ingin diperoleh, mereka mampu menekan harga cabe dengan harga yang relatif normal. Tetapi yang terjadi, mereka terkadang seenaknya sendiri menentukan harga grosir cabe rawit dan memaksa pedagang membeli dengan harga tinggi sehingga membuat pedagang semakin kesulitan karena harga yang tinggi tentu akan sangat mengurangi konsumen. Hal ini dapat mereka lakukan karena para “juragan” tersebutsebenarnya sudah punya konsumen tetap yaitu penyuplai cabe rawit di pabrik pabrik. Kesempatan emas yang ditunggu oleh para juragan tersebut yaitu ketika permintaan pasar tinggi tetapi stock lokal cawe rawit berkurang atau sedikit bisa karena para petani sedang musim tanam, atau karena terserang hama penyakit sehingga gagal panen. Peluang ini akan di jadikan moment yang sangat tepat memaksa para pedagang untuk membeli cabe yang harganya telah di samakan dengan harga pabrikan plus biaya transport ke pabrik (kasus Kota Tegal). Mau tidak mau mereka harus membeli karena berdagang adalah mata pencaharian mereka.Tentunya hal ini membuat pedagang semakin bangkrut karena modal yang mereka dapatkan biasanya adalah modal dari pinjaman bank atau koperasi. Bagaimana mereka akan mendapakan omzet dan melunasi pinjaman jika pelanggan saja tidak ada karena tidak mampu membeli???

Dimana peran pemerintah??

Pemerintah merupakan penguasa kebijakan. Secara hukum pemerintah memiliki kekuasaan untuk mengendalikan harga dengan memberi batasan harga minimal dan maximal. Hingga saat ini secara peribadi penulis belum tahu tindakan apa saja yang sudah di lakukan pemerintah. Selama ini, penulis hanya tahu solusi praktis pemerintah dalam mengatasi masalah tingginya harga seperti menambah suplay barang dengan impor dan operasi pasar murah yang di lakukan oleh dinas terkait.

Menurut pengamatan sederhana penulis, perlu di cari inti permasalahannya secara mendalam, yang kemudian baru di tentukan solusi-solusi jangka panjang yang mampu mengendalikan harga di pasaran secara efektif dan efisien. Seperti penyataan Ngadiran dari asosiasi pedagang, semua pihakperlu diajak duduk bersama dan membuat sistem agar tidak terjadi di tahun tahun yang akan datang tentunya sistem yang harus disepakati dan diaati bersama. Selain solusi jangka panjang, pemerintah juga perlu membuat lembaga pengawas untuk memastikan semua berjalan sesuai dengn sitem yang sudah di sepakati bersama, perlu juga di buat sanksi yang tegas bagi pelaku yang melanggar kesepakatan danpelaku kecurangan yang mempermainkan harga pasar.

Pedagang di pasar itu kebanyakn rakyat kecil. Mereka menyambung hidup dengan berdagang dengan modal seadanya semampu yang mereka miliki, oleh karena itu tentu mereka sangat mengharapkan peran pemerintah untuk menjaga kestabilan harga di pasar yang tentunya akan berimbas pada iklim ekonomi yang sehat pada rakyat miskin dan negara. Semoga pemerintah peduli dan mau bertindak.Wallahu ‘alm.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun