Mohon tunggu...
Shohibul Anshor Siregar
Shohibul Anshor Siregar Mohon Tunggu... -

Koordinator Umum 'nBASIS (Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya), tinggal di Medan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Aktivis Kampus Berlatih Wirausaha

6 September 2012   17:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:50 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LIFE IS EASY WITH US. Itu motto mereka. Kurang lebih RBT88 berusaha membantu untuk “memperpendek” jarak dan “waktu” bagi orang yang memerlukan. Tentu, itu mereka lakukan untuk sesuatu imbalan. Mereka memang bergerak dalam jasa kurir.  Aktivis berlatih bisnis, itulah intinya. Selama ini jasa RBT di daerah-daerah tertentu di perkotaan maupun di pedesaan lebih difahami orang sebagai singkatan“Rakyat Banting Tulang”. Mungkin penamaan itu sekadar melukiskan pengorbanan fisik mengantar penumpang dari satu ke lain tempat dengan menggunakan sepeda motor.  Jika diperiksa di Google, RBT akan dijelaskan dengan bermacam-macam keterangan. Misalnya, disebut sebagai singkatan dari Ring Back Tone, Reserach for Better Teaching, Republic Bank and Trust, Requirements Based Testing, Breath Testing,  Risk Based Testing (software development), Rice Broadcast Television (Rice University, Houston, Texas, USA), Registration By Telephon, Results Based Thinking, Real Basketball Talk, dan lain-lain. Tetapi RBT88 bukan itu. RBT88 adalah jasa kurir dalam kota (Medan). Terserah barang apa yang ingin Anda kirim. Koran, ATK, bahkan makanan. Bisa juga Anda begitu sibuk di siang hari dan ingin menikmati makan siang yang cepat tanpa harus ke luar dari tempat pekerjaan Anda. Katakan (atau smskan) saja:

“Saya mau diantarkan 1 paket nasi kotak dengan menu ayam goreng, sambal agak banyak, dan jangan lupa ada sayuran rebus sedikit ditambah ikan teri goreng. Tambahkan segelas juice Martabe (Marsipature Hutana Be)”.

Tentu Anda harus menyebut identitas dan alamat lengkap Anda saat menghubungi pada no 082368678188 atau melalui BB dengan PIN 3008EA55 atau melalui twitter @kurirRBT88. Setelah Anda menerima pesanan Anda, petugas RBT88 akan menyodorkan Anda secarik kertas berisi catatan barang yang diantar kepada Anda. Anda tentu tidak begitu berhitung soal keharusan membayar untuk jasa yang sudah Anda terima. Berapa jumlah bayarannya? Cuma Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) atau tergantung barang yang akan diantar. Boleh memberi tip? RBT88 tidak mengatur soal itu.

Para Aktivis Kampus. RBT88 didirikan oleh sejumlah aktivis dari salah satu kampus Swasta terkenal di kota Medan. Jumlah anggotanya belasan, direkrut dari berbagai displin ilmu dan tak perduli semester berapa. Model ini tampaknya begitu cocok dengan situasi kehidupan mereka yang karena kuliahnya tak bisa mengikuti pekerjaan yang terikat. RBT88 mengatur penugasan dinas pagi bagi mahasiswa sore atau malam, dan begitu sebaliknya. Tidak ada kendala soal memburu prestasi kuliah dan aktivitas lainnya. “Kami ini aktivis yang berlatih bisnis. Tidak pernah menyepelekan pencapaian prestasi. Bahkan salah seorang di antara kami pendiri (Ikhtiyar Zitraghara Nalar Siregar) ada yang Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa. Saya sendiri baru lulus S1, dan terus melanjutkan S2″, jelas Mujahiddin saat ditemui di kampusnya belum lama ini. Mujahiddin dengan sungkan merinci keuntungan yang diperoleh dari pelayanan jasa kurir mereka. Ada fluktuasi, tentu saja. Tetapi, kata Mujahiddin, saya ingin mengatakan sesungguhnya bahwa:

Proses kerja dari kegiatan inilah sesungguhnya yang lebih berharga. Bukan keuntungan materialnya. Keterlibatan pada usaha kami sekaligus memberi kesadaran atas dua hal. Pertama, begitu berharganya waktu. Kedua, begitu susahnya mencari uang. Dengan begitu kami semakin sadar bahwa sukses akan selalu tergantung pada manajemen waktu. Juga tak mungkin tak disadari oleh kami-kami bahwa mencari uang itu susah. Karenanya rupiah demi rupiah yang kami peroleh dengan susah payah dengan sendirinya menumbuhkan apresiasi kami terhadap orang tua yang menyediakan biaya untuk kuliah kami.

Aktivis yang tadinya sudah diterima S2 Sosiologi di UI ini (dan akhirnya memilih masuk S2 Antropologi/Sosiologi di Unimed karena tak sanggup meninggalkan ibunya),  malah sudah berhasil membukukan skripsinya (tentang problem anak penyandang masalah autisme) dan kini siap untuk dipasarkan. Prospek. Mahasiswa memang harus kreatif. Mereka memiliki banyak potensi yang jika disupport akan menghasilkan kemajuan besar. Bandingkan misalnya dengan Bambang Saswanda Harahap dan Palit Hanafi Lubis. Kedua mahasiswa dari Medan ini mencatatkan keberhasilan menciptakan sebuah media sosial baru yang mirip tetapi dalam banyak hal mempunyai kelebihan dibanding facebook. Mereka sebut buah karya itu dengan nama letterater.com. Kembali ke RBT88. Semakin maju suatu kota, jasa kurir semakin diperlukan. Saya yakin itu, tegas Mujahiddin. Karena itu ke depan mereka sudah berencana mengembangkan usaha ini antara lain dengan merekrut anggota dari kampus-kampus lain. Tetapi soal perluasan pelayanan ke luar kota, Mujahiddin menolak itu.

“Itu malah dapat bertentangan dengan tujuan para mahasiswa sebagai generasi muda yang harus menyelesaikan kuliah dengan berprestasi dan tepat waktu. Juga pelayanan ke luar kota akan menyita waktu yang menyebabkan para aktivis terkendala memenuhi kewajibannya dalam gelanggang kemahasiswaan non akademik. Kemaren misalnya, Ikhtiyar Zitraghara Nalar Siregar menjadi satu-satunya mahasiswa dalam pertemuan Ketua MK Mahfud MD dengan pemimpin umum dan para wartawan Harian Waspada, Medan. Itu satu contoh yang sudah barang tentu tak akan mungkin dilakukan seorang aktivis jika ia selalu berada di luar kota”.

Belakangan ini kampus banyak diserbu investasi dari berbagai pihak terutama bank untuk maksud mengembangkan kewirausahaan. Tetapi, kritik Mujahiddin, hingga saat ini polanya malah bukan mengembangkan kewirausahaan, atau paling tidak sangat minim domain pengembangan kewir

Mujahiddin juga mencatat gerakan yang mementingkan isyu ekonomi kerakyatan yang dilakukan olehpartai-partai tertentu. Maklum, ini sudah dekat waktu pemilu. Saya tak apriori, tetapi jika motifnya hanya untuk mencari konstituen baru, tentu hasilnya kelak tidak akan optimal. Ngomong-ngomong berapa modal awalnya dulu? Mujahiddin, Febri dan Ikhtiyar Zitraghara Nalar Siregar, tiga pentolan usaha ini, mengaku mereka cuma menyisihkan sebagian dari uang jajan yang diperoleh dari orang tua. Jadi, tak memberatkan orang tua, kata Febri menjelaskan.ausahannya. “Bagaimana mungkin beroleh pengalaman kewirausahaan jika cuma ditugasi semacam pelayan toko?”, tanya Mujahiddin serius.

Halo. Selamat pagi. RBT88? Dengan siapa saya bicara? Tolong kirim seorang kurir ke alamat saya. Saya ingin diantarkan sepucuk surat organisasi kami ke kantor Gubsu dan DPRD-SU. Saya tunggu ya. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun