Nama lengkapnya Oegroseno Roestamsantiko. Kini menjadi Wakapolri. Terbayang "nasib Nanan" yang hingga pensiun menjadi Wakapolri, padahal kedua orang ini (di mata saya) sangat layak menjadi Kapolri.
Dari Roestamsantiko, ketika menjabat Kapolda Sumatera Utara, saya mencatat : "tidak ada lagi darah dan air mata di kantor polisi" dan "di setiap desa ada polisi". Bagi saya ini benar-benar sangat jenius. Jenius karena semua orang tahu betapa berat tantangannya, bukan cuma dalam meningkatkan moral pelaksanaan tugas dan pengabdian Kepolisian, tetapi juga dalam manajemen dan juga pembiayaan.
Jika Bapak Presiden SBY nanti mengulangi proses rekrutmen yang "menghebohkan" dengan mempromosikan secara spektakuler seorang "junior" dengan memberi kenaikan pangkat berulangkali dalam hitungan jam, agar memenuhi syarat kepangkatan untuk jabatan Kapolri, saya kira berdukalah (kembali) kita di Indonesia. Betul tidak ya? Semoga Indonesia makin baik dan makin aman ke depan. Dirgahayu Indonesia 68. Selamat berhari Minggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H