Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Semoga Kamu Tabah

13 April 2016   22:23 Diperbarui: 14 April 2016   09:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="My Diary"][/caption]

Dear Diary,

Hari ini aku terkejut ketika Mbak Ellen meneleponku. Tumben banget, enggak biasanya dia menghubungiku. Mbak Ellen mengirimkan foto rekening tagihan kartu kredit Mas Ardo, suaminya. Ada dua nomor telepon di situ. Mbak Ellen ingin aku mencari tahu nomor telepon itu kepunyaan siapa. Gampang banget! Sekali melihat pun aku sudah tahu itu nomor telepon siapa. Itu nomor ponsel milik XYZ, artis yang saat ini sedang menjadi topik hangat di media massa dan media sosial. Minggu lalu cewek itu ditangkap aparat di hotel mewah berbintang lima. Tetapi sudah dibebaskan karena dia cuma “korban” bukan pelaku.

Aku langsung memberi tahu Mbak  Ellen mengenai siapa pemilik nomor ponsel itu.

Sebagai awak media, aku sudah sering mendengar berita miring tentang si XYZ. Aku bahkan pernah mendapatkan daftar sebagian nama pelanggannya walaupun bukan dari sumber resmi.

Diary, kamu tahu apa yang kutemukan di daftar itu? Gerardo Sukmasanjaya – nama lengkap Mas Ardo, ada di sana. Dia memang pengusaha terkenal dan pastinya, ya, kaya banget. Sebenarnya aku enggak heran kalau ... ya, kalau Mas Ardo begitu-begitu. Maklum, laki-laki, muda, kaya, mau apa lagi? Bukankah ada survei yang menyebutkan kalau 2 dari 3 laki-laki itu berselingkuh?

Tetapi aku yakin sih, tanpa bermaksud berburuk sangka, kalau Mas Ardo enggak cuma mengeluarkan uang sekecil itu untuk XYZ. Dia kan artis papan atas. Pasti ada pengeluaran lain lagi yang jumlahnya “Wah!”. Mana mau dia kalau cuma dibayari tagihan ponselnya sebesar  dua-tiga juta rupiah per bulan?

Diary, aku merasa beruntung Aida sudah mewanti-wanti agar aku enggak bertanya macam-macam pada Mbak Ellen. Padahal, jujur saja, aku tuh penasaran banget tiba-tiba ditanya masalah nomor telepon seperti ini. Tetapi aku percaya Aida pasti punya alasan yang tepat, dia selalu memperhitungkan semua tindakannya dengan cermat. Maklumlah, dia kan auditor.

Sebenarnya Aida adalah teman baik Mbak Ellen. Usiaku memang lebih muda dari Aida tetapi aku merasa nyaman bersamanya. Kami memiliki banyak persamaan dan selera. Aku merasakan dia pasangan yang sangat cocok bagiku walaupun kami belum lama berpacaran. Tetapi Mbak Ellen belum tahu kalau aku sudah jadian dengan Aida.

Diary, walaupun aku tahu saat ini Mbak Ellen pasti sedang merisaukan Mas Ardo, aku tetap percaya pada dasarnya Mas Ardo adalah suami yang baik. Mungkin dia hanya khilaf atau “terpeleset”. Aku lumayan kenal dengannya karena dulu, waktu dia sedang pedekate dengan Mbak Ellen, dia sering bertanya padaku tentang kakak sepupuku itu. Kami sering menghabiskan waktu berdua, main pingpong, bulutangkis, main game, ataupun cuma sekadar makan di kaki lima. Aku jadi mengenal kepribadian Mas Ardo. Dia bukanlah tipe cowok yang suka berbuat macam-macam.

Diary, sebenarnya aku mendengar isu-isu kalau XYZ mau disikat, bukan dibunuh tetapi disingkirkan. XYZ ini memang perempuan binal, bodoh, dan serakah. Kami, para awak media, sering kali mendengar kalau dia suka memeras pelanggannya yang rata-rata memang orang-orang super kaya itu. Ada seorang bandar narkoba yang jadi pelanggan XYZ, padahal si bede itu saat ini sedang berada dalam tahanan. Katanya sih, XYZ mengakali si bede dan menguras uangnya yang ada di bank. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun