[caption caption="Oyabun (www.metal-archives.com)"][/caption]Pertama kali melihatnya, aku merasa agak takut. Wajahnya bukan cuma mengerikan, sebelahnya malah belang. Mukanya yang putih dan lebar itu hampir separuh tertutup warna abu-abu, di sisi kanan, termasuk bagian sekeliling matanya. Hidungnya pun belang. Jarang sekali ada wajah yang belang sedemikian rupa.
Dialah Oyabun – sebutan untuk sosok petinggi Yakuza yang ditakuti. Oyabun juga memiliki ekspresi muka yang tidak ramah juga tidak bersahabat. Dia selalu memandang orang lain dengan curiga. Termasuk aku. Padahal aku selalu menunjukkan sikap hormat setiap kali berjumpa dengannya. Ya, siapapun pastinya begitu kalau bertemu dengan Oyabun yang tampangnya sangar itu.
Berapakah usia Oyabun? Aku tidak tahu pasti. Kuperkirakan – umumnya bapak-bapak, pastilah dia sudah separuh baya.
Bagaimana dengan kondisi fisiknya? Oyabun belum terlihat renta. Tidak gagah juga, walaupun dia masih terlihat gesit.
Oyabun kerap bertandang ke rumahku. Aku pun berusaha menjamunya sebaik mungkin. Walaupun apa yang kusajikan sangat sederhana dan bukan dalam porsi yang mencukupi, Oyabun terlihat menikmatinya.
Kalau sudah kenyang, Oyabun akan memasang tampang yang tenang, enak dilihat. Tatapan matanya teduh, dan mulutnya juga tidak lagi … bagaimana aku menggambarkannya? Mulutnya tidak monyong, miring, sedikit manyun, pokoknya tidak enak dilihat. Walaupun tidak bisa dibilang dia sedang tersenyum, tampangnya jadi mendingan banyak.
Menurutku, Oyabun pastilah memiliki wajah yang tampan sewaktu muda.
Ya, seperti saat ini. Oyabun sudah selesai menyantap makanan yang kusajikan. Dia sekarang sedang menatapku.
Kuperhatikan wajah Oyabun, berbeda sekali dengan saat pertama kali aku bertemu dengannya. Dulu itu Oyabun sepertinya kusut – mungkin banyak pikiran. Sekarang dia terlihat jauh lebih sehat.
Tentu kalian bertanya di mana Oyabun tinggal? Aku juga tidak tahu.
“Ricca!” terdengar suara seseorang memanggilku.