Bismillahirrahmanirrahim,
Kawan-kawan semua, sebenarnya pembahasan dukun atau lebih spesifiknya pawang hujan ini sudah tidak hangat lagi. Namun, karena ternyata penggunaan pawang hujan masih sering terjadi, bahkan penggunanya malah dari kalangan mahasiswa saat event kampus, atau pada acara-acara besar lainnya yang tak luput dari tangan orang-orang intelek, maka masih layak pula kita membahasnya. Semoga pembahasan berikut cukup bermanfaat khususnya bagi kaum muslimin yang patut menjaga akidahnya dari penyesatan orang-orang sok intelek.
Pawang hujan adalah istilah yang diyakini mengetahui perkara ghaib dan bisa mengendalikan cuaca. Dalam Islam, pengendali hujan dan pengaturnya hanyalah Allah ta'ala. Mempercayai bahwa dukun dapat mengendalikan hujan adalah syirik dalam hal perbuatan-Nya atau disebut syirik rububiyah. Begitu pula tentang ilmu ghaib yang hanya Allah mengetahuinya.
Hujan pun masuk dalam perkara ghaib, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Luqman: 34)
Karenanya, jika dukun mengklaim tahu tentang turunnya hujan, maka ia telah musyrik. Seyogianya, sebagai kaum muda muslim yang berintelek, kita tidak boleh membenarkannya dan harus dengan tegas menolaknya.
Dukun dianggap musyrik karena mengklaim mengetahui yang ghaib, berkuasa mengatur alam, serta karena dukun dengan sesajiannya akan meminta bantuan jin. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (QS. Jin: 6)
Meyakini Pawang Hujan itu Syirik Rububiyah