Identitas buku
Judul Buku : The Old Man And The Sea
Pengarang : Ernest Miller Hermingway
Editor : Bagus Manilkara
Penerjemah : Dian Vita Elyati
Penerbit : Ecosytem Publishing
Tahun terbit : 2017, Cetakan ke-2 2018
Jumlah halaman : IV, 132 Halaman
ISBN : 978-602-1527-04-7
Â
Ulasan Buku :
      Ernest Miller Hermingway lahir pada 21 Juli 1889, dan meninggal pada 2 Juli 1961. Merupakan seorang tokoh ikonik dalam sastra dan budaya popular Amerika. Karya-karya terkenalnya antara lain ; The Sun Also Rises ; A Moveable Feast ; A Farewell to Arms. Karir Hermingway melejit sebagai seorang penulis ketika dia menerbitkan The Old Man and the Sea (1952). Buku ini awalnya, direncanakan hadir dalam sebuah trilogy besar yang disebutnya sebagai The Sea Book. Trilogi ini terdiri dari The Sea When Young, The Sea When Absent, dan The Sea in being. Namun kemudian hanya dituliskan satu judul : The Old Man and the Sea. Novel yang ia tulis saat tinggal di Kuba ini memenangi Hadiah Pulitzer (1953) dan Award of Merit Medal for Novel dari American Academy of Letters. Selanjutnya, pada tahun 1954. Novel ini mengantarkannya meraih Penghargaan Nobel Sastra yang bergengsi.
      Novel The Old Man and the Sea adalah kisah persahabatan dan pelajaran kehidupan yang dramatik. Kisah lelaki tua dan laut ini memang inspirasional. Hemingway membawakan kisah ini dengan bahasa yang mudah dipahami. Ini sangat sesuai dengan kemampuannya yang mengedepankan uraian singkat deskriptif dan menghindari penggunaan koma (,).
       The Old Man and The Sea bercerita tentang seorang nelayan tua yang bernama Santiago. Ia melewati delapan puluh empat hari tanpa menangkap seekor ikan pun, pada 40 hari pertama ia ditemani oleh seorang bocah yang bernama Manolin, namun setelah itu orangtua Manolin melarang dia untuk menemani Santiago, dengan mengatakan bahwa Santiago telah menjadi salao, bentuk terburuk dari keadaan sial.
      Pada bagian awal akan diceritakan mengenai Santiago yang melakukan persiapan untuk pelayarannya pada hari ke-85. Di situ akan diterangkan watak Santiago yang walaupun dia sudah tua, dan tertimpa kesialan yang teramat berat, dia tidak menyerah. Dalam waktu istirahatnya, dia bersama dengan Manolin berbicara tentang banyak hal. Seperti menebak tim mana yang akan menjadi juara pada kejuaraan baseball, melakukan percakapan fiktif tentang hal yang tidak dia punyai, dan mengenang tentang masa mudanya di Afrika.
      Keesokan harinya, tepat pada hari ke-85. Santiago pergi berlayar sendirian menuju perairan Gulf Stream di Samudra Atlantik. Keberuntungannya dimulai ketika ia melihat burung cikalang (Frigatebird) yang sedang terbang berputar-putar. Dengan pengamatan matanya yang hebat, ia lalu mendapati sekawanan lumba-lumba besar. Matahari sudah semakin naik keatas, Santiago sudah berlayar jauh dari Gulf Stream, lalu umpannya dimakan oleh seekor marlin yang sangat besar.
      Ikan marlin itu sungguh sangat besar, hingga Santiago tidak bisa menariknya, alih-alih kapalnya yang diseret untuk mengikuti ikan itu. Disinilah konflik yang sebenarnya dimulai. Dalam perjalanannya menangkap marlin itu, Karakter Santiago diceritakan sebagai orang yang tak pernah menyerah, memiliki banyak akal, dan pemberani. Santiago akhirnya berhasil menangkap marlin itu, dan bertekad untuk pulang bersama marlin itu bagaimanapun caranya.
      Di bagian akhir pembaca akan disuguhkan narasi yang sangat mengharukan. Santiago kembali dalam keadaan babak belur. Ia merasa sangat sedih, marlin itu yang sudah menjadi kawannya, saudaranya tecabik-cabik. Tiba saatnya penggambaran tokoh Manolin, ia digambarkan sebagai anak yang perhatian, bertanggungjawab, memiliki rasa ingin tau yang tinggi, dan memiliki rasa kasih saying yang teramat besar untuk Santiago. Manolin menjaga Santiago yang sedang tidur dengan mengatakan pada semua orang untuk tidak menganggu Santiago. Setelah bangun ia berbincang dengan Santiago dan mengatakan akan terus memancing bersama.
Kelebihan dan Kekurangan Buku :
      Untuk sebuah buku yang telah menerima nobel sastra kualitas yang ditunjukkannya tidak perlu diragukan lagi. The Old Man and The Sea merupakan salah satu buku bertemakan laut terbaik. Gaya penyampaian jurnalistik Ernest Hemingway sangat terasa dan membantu penyampaian atas detail-detail bahkan yang terkecil di dalam buku ini. Buku ini sangat pantas untuk dibaca bagi mereka yang awam dengan sastra dan ingin mulai menggeluti membaca karena ceritanya yang ringan, mudah dipahami, dan sangat berisi. Banyak penulis yang bisa menulis tentang laut, tapi tidak ada yang bisa sejelas dan sejernih Ernest Hemingway dalam menyampaikan ceritanya.
      Mencari kekurangan dari buku ini terasa sangat sulit. Hampir tidak ada sama sekali. Mungkin jika bisa saya katakan, penggunaan metode penulisan tanpa menggunakan bab memberikan kesan yang kurang terhadap pembaca sehingga pembaca mudah melupakan kejadian yang telah dilalui oleh tokoh utama. Lalu dari sisi ketatabahasaan karena saya membaca versi yang sudah di translasi, banyak kata terjemahan yang kurang tepat, juga kamus saku yang kurang detail dan banyak. Sehingga mengurangi kenyamanan dalam membaca buku ini.
Penutup :
      Secara keselurahan buku The Old Man and The Sea sangatlah bagus. Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapapun yang ingin membaca buku bertemakan laut, atau bagi siapapun yang hanya menginginkan buku ringan untuk dibaca karena buku ini bisa diselesaikan hanya dengan satu kali duduk. Nilai-nilai yang terkandung dalam buku ini juga sangat inspiratif. Maka tak heran jika buku ini merupakan salah satu mahakarya dalam bidang sastra yang diakui keberadaannya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!