Mohon tunggu...
Muhammad RizkiNugraha
Muhammad RizkiNugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Informan

Newbie

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan E-Commerce di Indonesia

11 Januari 2021   07:20 Diperbarui: 11 Januari 2021   08:22 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kisah sukses terbaik. Meskipun pernah menghadapi gejolak ekonomi dalam Krisis Keuangan 1997, Indonesia saat ini adalah salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Fokus utama ekonominya adalah ekspor barang-barang seperti tekstil, mobil, peralatan listrik, minyak, dan gas.

Akhir-akhir ini pun, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan negara. Diperkirakan, akan ada 50 juta pengguna internet baru di Indonesia setiap 5 tahunnya. Mengapa? Karena Indonesia termasuk negara dengan pengguna sosial media tertinggi di dunia.

Menurut laporan McKinsey, sektor e-commerce Indonesia sudah menghasilkan lebih dari 5 miliar dolar dari bisnis formal e-tailing dan lebih dari 3 miliar dolar dari perdagangan informal. Di Indonesia, bisnis e-tailing contohnya adalah Tokopedia, Bukalapak, JD.id, Lazada, dan Shopee. Sebaliknya, perdagangan informal melibatkan pembelian dan penjualan barang melalui cara tidak resmi seperti penggunaan sosial media dan platform pengiriman pesan seperti WhatsApp dan Facebook. Hal seperti ini di Indonesia biasa disebut sebagai online shop.

Tidak seperti di negara lain, perdagangan informal atau perdagangan sosial berkembang pesat di Indonesia. Bahkan, menurut data terbaru, perdagangan sosial menyumbang 40% dari semua penjualan e-commerce di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa banyak pemain e-commerce besar seperti Tokopedia dan Lazada belum sepenuhnya menembus pasar e-commerce di negara ini.

Di sisi lain, pertumbuhan perdagangan informal dapat dikaitkan dengan muda-mudi Indonesia yang mengerti digital. Statistik menunjukkan bahwa anak muda Indonesia adalah pengguna sosial media yang rajin. Negara ini memiliki jumlah pengguna Facebook terbesar keempat di dunia dengan 122 juta orang dan memiliki salah satu populasi terbesar pengguna Instagram. Indonesia juga merupakan negara terbesar kelima dalam hal pengguna Twitter. 

Dengan begitu banyak pengguna sosial media, tidak mengherankan terjadi perdagangan informal yang besar di negara ini.
Sektor e-commerce Indonesia sedang berkembang, jumlah penjual online di Indonesia meningkat dua kali lipat setiap tahun selama tiga tahun terakhir dan mencapai total 4,5 juta penjual aktif di tahun 2017. Sekitar 99% di antaranya adalah usaha mikro dan setengahnya merupakan bisnis online saja tanpa ada toko fisik.

Sementara itu, e-commerce di Indonesia akan semakin besar ke depannya. Pasar e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh delapan kali lipat dari 2017 hingga 2022 dengan total belanja electronic tail yang meningkat dari 5 miliar dolar menjadi 425 miliar dolar. Pengeluaran social commerce diperkirakan akan tumbuh dari 3 miliar dolar menjadi 15 miliar hingga 25 miliar dolar. Seiring dengan semakin banyaknya digitalisasi yang diperkirakan akan terus terjadi, ekonomi digital dapat menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia di masa depan. Hal ini tentu dapat menjadi peluang yang baik bagi tiap marketer untuk memulai bisnisnya dengan e-commerce.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun