Mohon tunggu...
Rizki MuhammadAlif
Rizki MuhammadAlif Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mempelajari Al-Qur'an sebagai Kebutuhan atau Keinginan?

13 April 2019   14:54 Diperbarui: 13 April 2019   15:38 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-qur'an sebagai kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Al-qur'an merupakan mukjizat paling agung yang diterima oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.

Kitab suci Al-qur'an wajib diyakini oleh seluruh umat Islam. Tidak hanya diyakini saja, tetapi juga kita harus mempelajari, membaca, dan mengamalkannya. Di dalam kitab suci Al-qur'an terdapat banyak sekali pokok ayat-ayat yang berisikan tentang akidah, ibadah, akhlaq, hukum, peringatan, kisah-kisah, dan lain-lain.

Dalam proses pemahaman tentang makna Al-qur'an melahirkan suatu upaya pembelajaran Al-qur'an yang bervarian dan tingkatan yang berbeda. Sebagian ada yang mempelajari dan menghafalkan Al-qur'an. Sebagian ada yang mengagungkan Al-qur'an sampai tidak mau dicampur adukan dengan pemikiran akal manusia. Sebagian yang lainnya juga membedah dan menelaah Al-qur'an sampai akar-akarnya dengan menggunakan akal. Ada juga dengan menggunakan beberapa ijtihad para ulama untuk membedah dan menelaah Al-qur'an.

Permasalahan yang ada di era serba modern ini, rata-rata mempelajari Al-qur'an adalah suatu hal yang amat membosankan. Dengan berbagai jenis alasan kekinian seperti disibukkan main gadget atau bermain game online yang menjadikan generasi sekarang sulit untuk bisa menguasai isi kandungan Al-qur'an. Tak hanya itu, trend kebarat-baratan juga mempengaruhi generasi Islam makin terpuruk. Pakaian yang serba mini, gaya hidup yang terlalu bebas, hausnya mengejar duniawi dan kurangnya perhatian dari orang tua yang membuat ajaran Al-qur'an semakin jauh. Sesuai dengan firman Allah:

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhoan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu" (Q.S. Al-Hadid 57:20).

Terkadang anak muda zaman sekarang ketika mendengar suara lantunan ayat suci Al-qur'an terkesan agak risih dan enggan untuk mendengarkan ketimbang dengan lantunan musik-musik kekinian yang berbau percintaan. Hal ini dikarenakan Al-qur'an tidak dijadikan sebagai kebutuhan tetapi hanya keinginan saja.

Keinginan tidak selamanya terus menerus terpacu, akan tetapi pasti akan ada naik turunnya sesuai dengan hasrat individual masing-masing. Dalam arti keinginan hanya sebatas sekedarnya. Sekedar dibaca dan dihafalkan jika ada permasalahan atau suatu hal yang ingin dicapai saja. Kalau permasalahan itu sudah tidak ada lagi maka hilanglah hasrat untuk mempelajari, membaca dan mengamalkan Al-qur'an.

Berbeda jika Al-qur'an sudah menjadi suatu kebutuhan bagi kita. Seolah kita akan merasa bahwa Al-qur'an pedoman hidup kita. Pedoman yang selalu mengantarkan kita kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan, yang selalu bisa menyelesaikan masalah-masalah keduniawian, yang selalu menghindari kita dari zina dan perbuatan tercela lainnya. Keutamaan mempelajari Al-qur'an juga sangatlah tidak akan merasa dirugikan, baik itu dirugikan oleh energi maupun waktu. Sesuai dengan firman Allah:

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri." (Q.S. Fathir 35: 29-30).

Mempelajari Al-qur'an juga menjadi media kita untuk terus mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena dengan mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala hati pun akan terasa tentram dan sejuk. Sesuai firman Allah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun