Mohon tunggu...
Rizqy Alfajri
Rizqy Alfajri Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Pelan Namun Tetap Melangkah Maju

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Kekerasan terhadap Perempuan: Tantangan dalam Masyarakat Indonesia

13 September 2023   11:26 Diperbarui: 13 September 2023   11:32 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Antara Stereotip dan Realitas.Foto:iStock

Artikel ini memulai diskusi tentang bagaimana perempuan Asia, termasuk di Indonesia, seringkali terjebak dalam stereotip yang merugikan. Artikel ini menekankan pentingnya memahami interseksionalitas ras dan gender untuk sepenuhnya memahami pengalaman perempuan Asia dan mengatasi kekerasan yang mereka alami. Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya dan etnis, dan perempuan Indonesia juga menghadapi tekanan dan stereotip yang dipengaruhi oleh ras dan gender mereka.

Stereotip Seksualisasi

Stereotip hiperseksualisasi yang ditekankan dalam artikel ini relevan dalam konteks Indonesia. Terlalu sering, perempuan Indonesia dipandang melalui lensa seksualisasi yang merendahkan martabat mereka. Stereotip semacam ini dapat ditemukan dalam media, budaya populer, dan bahkan dalam kegiatan sehari-hari. Contoh nyata adalah adanya iklan yang menggunakan gambar perempuan dalam cara yang menggambarkannya sebagai objek seksual yang hanya digunakan untuk kepuasan seksual.

artikel ini mendorong untuk mengevaluasi ulang representasi budaya dalam film. Dalam konteks Indonesia, hal ini dapat diartikan sebagai tuntutan untuk menghentikan produksi dan penayangan film-film yang memperkuat stereotip hiperseksualisasi perempuan, terutama perempuan Asia. Ini juga relevan dalam menghadapi kontroversi seputar film-film lokal yang kadang-kadang menggunakan perempuan sebagai objek seksual dalam narasinya.

Kekerasan terhadap Perempuan Asia

Kekerasan terhadap perempuan, terutama yang berakar dari stereotip hiperseksualisasi, adalah masalah yang mendalam dalam masyarakat Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan isu-isu kekerasan terhadap perempuan telah meningkat, tetapi masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan. Makalah ini mengingatkan kita akan pentingnya membahas pengalaman perempuan Asia dan menyoroti perlunya mengatasi kekerasan yang mereka alami.

Representasi yang Diversifikasi

Artikel ini menekankan pentingnya diversifikasi representasi perempuan Asia dan menghindari penggunaan gambar yang membatasi pengalaman mereka. Dalam konteks Indonesia, hal ini sangat relevan. Indonesia memiliki keragaman etnis dan budaya yang luar biasa, namun seringkali hanya beberapa kelompok etnis yang mendominasi media dan industri hiburan. Penting untuk memastikan bahwa semua kelompok etnis dan budaya di Indonesia diwakili secara adil dalam media dan hiburan.

Perlindungan Hukum

Artikel ini juga menyoroti peran undang-undang, seperti Violence Against Women Act dan Victims of Trafficking and Violence Protection Act, dalam memberikan perlindungan dan dukungan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga dan perdagangan manusia. Di Indonesia, terdapat undang-undang yang sebanding, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Namun, masih ada tantangan dalam pelaksanaan undang-undang ini dan dalam memberikan dukungan yang memadai kepada korban kekerasan.

***

Artikel ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas pengalaman perempuan Asia, termasuk perempuan Indonesia, yang seringkali terjebak dalam stereotip yang merugikan. Implikasi praktis dari artikel ini dalam konteks Indonesia sangat jelas. Kita perlu memahami dan melawan stereotip hiperseksualisasi, mengatasi kekerasan terhadap perempuan, mendukung representasi yang lebih beragam, dan memastikan perlindungan hukum yang memadai bagi korban kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun